(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit kembali naik ke harga tertinggi 20 bulan
Harga minyak sawit Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 68 ringgit (2.76%) menjadi 2,529 ringgit ($607.49) per ton, harga tertinggi 20 bulan
Para investor minyak sawit senang karena beberapa minggu terakhir terjadi rally kenaikan harga minyak sawit rebound dari harga terendahnya selama ini.
Pada kuartal terakhir 2019 harga minyak sawit rata-rata 2,350 ringgit ($564) per ton dan 2,400 ringgit pada kuartal pertama tahun depan, sesuai dengan perkiraan Bloomberg dari survey 11 trader, analyst dan ahli pertanian. Harga di kuartal ke empat 2019 dan kuartal pertama 2020 naik 10% dari rata-rata 2019.
Setelah turun ke terendah empat tahun pada bulan Juli harga minyak sawit berjangka pada bulan lalu memasuki pasar bullish dan sekarang sudah naik 30% di atas harga terendah tahun ini. Faktor penyebab berbaliknya harga minyak sawit karena peningkatan permintaan biodiesel di Indonesia dan peningkatan pembelian dari Cina.
Penerapan B30 di tahun 2020 di Indonesia diperkirakan akan mengkonsumsi 8.4 juta ton biodiesel pada tahun 2020 dibanding 5.7 juta ton pada tahun 2019. Konsumsi 8.4 juta ton adalah sebesar 18.5% dari dari perkiraan produksi minyak dunia sebesar 45.4 juta ton di tahun 2020.
Diperlukan infrastruktur yang baik untuk mengangkut CPO dan biodiesel di Indonesia ke tempat-tempat pengisian bahan bakar.
Malaysia memperkirakan akan menggunakan B20 pada akhir 2020, sesuai budget 2020. Dampakya akan terasa pada tahun 2021. Pemakaian B20 akan membuat konsumsi minyak sawit naik 1.3 juta ton secara total naik 6.5% dari produksi Malaysia sebesar 20 juta ton di 2020.
Harga minyak sawit naik karena India menaikkan pajak impor untuk minyak sawit dan Asosiasi Pedagang Minyak Nabati menganjurkan anggotanya tidak mengimpor minyak sawit Malaysia.
Faktor yang menaikkan harga CPO adalah persediaan di bulan Oktober lebih rendah dari September 2.45 juta ton.
Amspec melaporkan pengiriman minyak sawit Malaysia naik 17% pada bulan Oktober dibanding dengan bulan September. Intertek mengatakan pengiriman minyak sawit Malaysia naik 10.6% dari bulan lalu. SGS mengatakan ekspor minyak sawit naik 14.6% dan menambahkan bahwa ada kenaikan ekspor ke Cina sebesar 48.1% dari bulan lalu.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit support pertama di 2,400 ringgit dan berikut ke 2,380 ringgit sedangkan resistant pertama di 2,540 ringgit dan berikut ke 2,560 ringgit.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido