(Vibiznews – Market Mover) Perkembangan perang dagang AS-China masih terus bergulir, dimana di akhir bulan November ini direncanakan akan ditandatangani kesepakatan perdagangan AS- China fase pertama oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Untuk saat ini materi dari kesepakatan kedua negara besar ini adalah China membeli produk ekspor pertanian AS. Kesepakatan juga mencakup sektor jasa keuangan dan perlindungan kekayaan intelektual.
Harapan positif juga didorong pernyataan Menteri Perdagangan A.S. Wilbur Ross yang mengatakan pada hari Minggu bahwa AS akan memberikan lisensi kepada raksasa telekomunikasi China Huawei. Komentar Ross muncul setelah China mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya mencapai konsensus dengan A.S. yang pada prinsipnya mengikuti pembicaraan perdagangan minggu lalu.
Sebelumnya pada bulan Mei 2019 pemerintah Amerika Serikat melarang Huawei dan puluhan perusahaan China memiliki lisensi di Departemen Perdagangan AS dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional.
Pada hari Senin China kembali mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menghapus lebih banyak tarif yang diberlakukan pada bulan September sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase satu AS-China.
Negosiator China ingin Washington menghilangkan tarif 15% pada barang-barang China senilai $ 125 miliar yang mulai berlaku pada 1 September.
Gedung Putih sendiri memang sedang mempertimbangkan apakah akan menghilangkan tarif 1 September, yang mencakup beberapa jenis pakaian, televisi layar datar, pengeras suara, dan headphone Bluetooth.
Jadi dapat terlihat, pasar global sedang mencermati apakah Presiden AS Donald Trump akan mengabulkan permintaan China untuk membatalkan tarif impor, atau malah penandatanganan gagal dilakukan?
Negosiasi-negosiasi yang terus berlangsung untuk mengisi konten fase satu kesepakatan dagang juga diperkirakan terus berlangsung.
Intinya jika optimisme kesepakatan dagang terus meningkat akan menguatkan pasar global khususnya Pasar Saham. Bursa Wall Street kemarin mencetak rekor, demikian juga bursa Asia dan Eropa menguat merespon optimisme dagang.
Dari pasar Forex, Optimisme dagang AS-China juga dapat menguatkan dolar AS, yang berarti menekan mata uang lainnya seperti euro dan poundsterling.
Namun sebaliknya di pasar komoditas, harga emas berpotensi turun dengan menguatnya dolar AS dan pasar saham. Tapi bagi pasar minyak justru optimisme dagang memicu harapan meningkatkan permintaan minyak, yang berarti menguatkan harga minyak.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting