E-money Lebih Populer dari Kartu Kredit di Asia Tenggara, Indonesia Termasuk Pendorong Utamanya

1862

(Vibiznews – Business & Economy) – Lembaga pemeringkat dunia, Standard and Poor’s (S&P) Global Market Intelligence, baru saja merilis laporan terkait e-money di kawasan Asia Tenggara yang bertajuk “The 2019 Southeast Asia E-Money Market” dimana disebutkan jumlah transaksi e-money di kawasan ini meningkat lebih dari 31 persen pada tahun 2018, dengan Indonesia dan Filipina menunjukkan potensi pertumbuhan terbesar untuk dompet elektronik non-bank.

E-money disebutkan telah menggeser popularitas kartu debit dan kartu kredit sebagai metode pembayaran yang berlaku di Asia Tenggara, dengan total lebih dari 10 miliar transaksinya pada tahun 2018, demikian laporan S&P. Dari lebih dari 10 miliar transaksi e-money di Asia Tenggara tahun lalu, 34 persen terjadi di Singapura – menjadikannya pusat transaksi tanpa uang tunai terbesar di kawasan ini.

Indonesia termasuk salah satu pendorong utama pertumbuhan e-money di Asia Tenggara, khususnya bersama dengan Filipina.

Jumlah transaksi cashless atau tanpa uang tunai di Indonesia naik menjadi lebih dari 2 miliar pada tahun 2018, dengan pangsa sekitar 20 persen dari total 10 miliar transaksi yang di Asia Tenggara.

Selain itu, laporan juga menunjukkan bahwa popularitas e-wallet non-bank seperti yang ditawarkan oleh perusahaan aplikasi kendaraan Grab dan Go-Jek telah mendorong pertumbuhan ride-hailing dan e-commerce di wilayah tersebut.

“Dompet elektronik yang bertumbuh sejalan dengan frekuensi tinggi penggunaan aplikasi kendaraan (ride-hailing) dan e-commerce cenderung terus tumbuh pangsa pasarnya di seluruh wilayah Asia Tenggara. Volume transaksi yang diproses melalui e-wallet semakin meningkat. Sebagai contoh, kami memperkirakan bahwa pangsa e-wallet dari total volume uang elektronik di Indonesia tumbuh menjadi 36 persen pada tahun 2018, dari hanya kurang dari 10 persen pada 2017, ” kata analis fintech S&P Global Market Intelligence dalam pernyataannya.

Bertambahnya gap antara ketersediaan smartphone yang tinggi dengan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank pada ekonomi tunai seperti Indonesia dan Filipina, disebutkan telah menciptakan potensi kuat untuk penggunaan e-wallet, demikian menurut laporan S&P tersebut.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here