Giliran Capital Inflow, Pasar Saham Lanjut Rally — Domestic Market Outlook, 28 April – 2 May 2025

1131

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu kembali bias positif, dengan IHSG yang rally dan rupiah yang konsolidatif.
  • BI mempertahankan BI Rate di level 5,75%.
  • Stabilitas Sistem Keuangan triwulan I dilaporkan KSSK tetap terjaga.
  • Arus dana asing berbalik inflow sekitar Rp2,4 triliun dalam seminggu.
  • Sentimen global saat ini sekitar perkembangan tariff AS yang dalam tahap negosiasi, termasuk dengan Indonesia, serta China yang mencair.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data PMA pada hari Selasa, serta rilis inflasi IHK di hari Jumat nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 28 April – 2 May 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rally di pekan keduanya ke level 6 minggu terkuatnya, sejalan dengan sentimen regional yang juga rally di tengah mencairnya tensi tariff AS terhadap China. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya pada zona hijau. Secara mingguan IHSG ditutup menanjak 3,74%, atau 240,646 poin, ke level 6.678,915. Untuk minggu berikutnya (28 April – 2 May 2025), IHSG kemungkinan akan dihadang profit taking namun masih bias positif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 6.707 dan 6.819. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.373, dan bila tembus ke level 6.148.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir melandai dengan terkoreksi tipis saja di minggu keenamnya, dan sempat ke 2 minggu terendahnya, di antara derasnya capital inflow sebesar Rp11,13 triliun di pasar SBN. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah sempit 0,03% atau 5 poin ke level Rp 16.824 per USD. Sementara, dollar global konsolidatif di bawah level 1,5 minggu terkuatnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan melandai dengan bias menurun, atau kemungkinan rupiah perlahan menguat, dalam range antara resistance di level Rp16.938 dan Rp Rp16.970, sementara support di level Rp16.657 dan Rp16.544.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun tipis dari yield obligasi dan berakhir ke level 6,906% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menurun di pekan keduanya.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5%, dipengaruhi dampak langsung kebijakan tarif AS yang menurunkan ekspor Indonesia ke AS dan dampak tidak langsung akibat penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang lain Indonesia, terutama Tiongkok.

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada triwulan I-2025 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global, demikian laporan KSSK pada 24 April 2025 lalu. Ketidakpastian tersebut terutama dipicu oleh dinamika terkait kebijakan tarif Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan eskalasi perang dagang.

Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan I 2025 tetap terjaga dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%), tecermin dari PMI-BI triwulan I 2025 sebesar 51,67%, lebih tinggi dari triwulan IV 2024 sebesar 51,58%.

Berdasarkan data transaksi 21 — 24 April 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp2,36 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp1,33 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp11,13 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp7,44 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Dari risiko perang dagang, ancaman resesi global, Amerika yang sedang memperjuangkan kebijakan tariff, dan seterusnya. Itu yang ramai terjadi dalam pasar financial global.

Kalau Anda tidak punya waktu banyak kesempatan untuk mengikuti dan mengartikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting