Harga Minyak Sawit Kembali Naik Untuk Dua Hari Berurutan

783

(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit melanjutkan kenaikannya pada penutupan pasar hari Selasa .

Harga minyak sawit di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 1% pada hari Selasa menjadi 2,622 ringgit ($630.90) per ton setelah turun 0.4% pada sesi sebelumnya.

Harga minyak sawit naik karena kenaikan harga minyak sawit di Dalian Commodities Exchange melompat karena spekulasi bahwa harga akan terus meningkat pada akhir tahun.

Harga minyak sawit Januari di Dalian Commodity meningkat 1.3% dan harga minyak kedelai naik 0.5%. Harga minyak kedelai di CBOT naik 0.7%. Minyak sawit dipengaruhi oleh  pergerakan dari minyak nabati lain.

Melemahnya kurs ringgit 0.1%  terhadap dolar membuat harga minyak sawit menjadi murah bagi pembeli luar negeri.

Negara pembeli minyak sawit terbesar dari Malaysia adalah India dan India sangat bergantung pada Malaysia untuk minyak sawit karena harganya paling murah dari semua minyak nabati di dunia.

Permintaan terbesar dari minyak sawit yang terus meningkat adalah dari India dan Cina, sementara untuk 10 tahun ke depan pasar yang bagus  untuk ekspor adalah ke India, Indonesia dan Cina.

Cina akan mencampur minyak nabati dari Malaysia dengan minyak kedelai, dimana saat ini  persediaan minyak kedelai sedikit karena sulitnya kedelai karena  terjangkit flu babi.

Sementara Cina sangat bergantung pada  batubara untuk energinya  dan  sudah saatnya menggantinya dengan etanol dan biodiesel.

Seperti di Uni Eropa permintaan minyak sawit akan lebih kecil karena penggunaan biofuel minyak sawit akan meningkat.

Diperkirakan produksi minyak sawit Malaysia akan rebound 4.6% menjadi 20.3 juta ton di 2019 sedangkan perkiraan perkembangan produksi di 2020 akan lebih lambat antara 3 atau 3.5% menjadi 21 juta ton.

Malaysia sebagai produsen minyak sawit ke dua terbesar di dunia setelah Indonesia, harus mempunyai perencanaan jangka panjang untuk menanam pohon kelapa sawit yang baru kalau tidak produksi akan turun.

Persediaan akhir dari diperkirakan 2.8 juta – 3 juta ton, dan akan turun di kuartal ke empat 2020 sebesar dua juta ton.

Analisa tehnikal support pertama di $2,560 dan berikut ke $2,510 sedangkan resistant pertama di $2,650 dan berikut ke $2,680.

Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group

Editor : Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here