(Vibiznews – Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditas energy internasional sesi Amerika hari Selasa, harga minyak naik tipis pada penutupan sesi Rabu (11/12) karena kesepakatan OPEC dengan produsen terkait minggu lalu untuk memperdalam penurunan produksi pada tahun 2020, tetapi ketegangan perdagangan AS-China mengaburkan prospek permintaan.
Harga minyak mentah Brent yang merupakan acuan internasional hanya naik 7 sen menjadi $ 64,32 per barel, sedangkan harga minyak Amerika atau minyak West Texas Intermediate naik 22 sen menjadi $ 59,24 per barel. Perdagangan sebelumnya kedua benchmark turun masing-masing 0,2% dan 0,3%.
Pekan lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen terkait seperti Rusia sepakat untuk memperdalam penurunan produksi dari 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 1,7 juta bph untuk mendukung harga. Namun, tenggat waktu 15 Desember untuk putaran selanjutnya dari tarif AS untuk impor Tiongkok membebani pasar.
Selain ketidakpastian rencana tarif impor baru AS untuk barangan China, i investor tetap gelisah menjelang acara lainnya minggu ini, dengan pemilihan di Inggris pada hari Kamis dan juga hasil pertemuan Bank Sentral Amerika dan juga Banks Sentral Eropa.
Terkait persediaan, persediaan minyak mentah AS diperkirakan telah turun minggu lalu, sementara stok produk olahan terlihat lebih tinggi dengan stok bensin yang akan naik untuk minggu kelima berturut-turut. Laporan kepastiannya akan dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pagi ini.
Untuk pergerakan selanjutnya, harga minyak mentah berjangka WTI akan meluncur ke posisi resisten di 59,10 – 59,45. Namun jika berbalik arah akan mendaki menuju posisi support di 58,70 – 58,48.
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
