Market Outlook, 13-17 January 2020 “Tensi Geopolitik Turun Naik”

1053

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi profit taking di minggu keduanya, sementara bursa kawasan Asia menguat setelah tensi geopolitik Timur Tengah yang mereda. Secara mingguan IHSG ditutup terkoreksi 0.77% ke level 6,274.941. Untuk minggu berikutnya (13-17 Januari 2020), IHSG kemungkinan kembali diintip aksi jual, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6337 dan kemudian 6348, sedangkan support level di posisi 6218 dan kemudian 6139.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau berlanjut perkasa di minggu yang keenam, berada di level 21 bulan tertingginya sejak April 2018 dan merupakan mata uang terkuat sekawasan Asia, sementara dollar global beranjak naik, sehingga rupiah secara mingguan menguat signifikan 1.13% ke level Rp 13,773. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berupaya merangkak, atau koreksi terbatas bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp13,943 dan Rp13,970, sementara support di level Rp13,738 dan Rp13,700.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Retail Sales m/m pada Kamis malam; berikutnya data Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis ECB Monetary Policy Meeting Accounts pada Kamis sore; ditutup dengan data Retail Sales m/m Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Jumat pagi.

 

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat saat tensi geopolitik surut dan terkoreksi di akhir minggu oleh safe haven currencies lainnya setelah AS berencana menambahkan sanksi ekonomi kepada Iran, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat ke 97.35. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau terkoreksi tipis ke 1.1121. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1241 dan kemudian 1.1251, sementara support pada 1.1065 dan 1.0981.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah tipis ke level 1.3064 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3285 dan kemudian 1.3515, sedangkan support pada 1.2905 dan 1.2877. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 109.47.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.73 dan 109.94, serta support pada 107.64 serta level 106.81. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6901. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7032 dan 0.7059, sementara support level di 0.6847 dan 0.6837.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan meredanya tensi geopolitik Timur Tengah antara AS dan Iran. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 23,850. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24091 dan 24286, sementara support pada level 22951 dan lalu 22726. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28,638. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28883 dan 29007, sementara support di 27857 dan 27792.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau sempat mencetak rekor kembali saat tensi perang AS – Iran surut, lalu di akhir pekan terkoreksi rilis data tenaga kerja yang di bawah ekspektasi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 28,823.77, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 29010 dan 29100, sementara support di level 28376 dan 28028. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,265.35, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3282 dan 3300, sementara support pada level 3212 dan 3156.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih menguat dan sempat ke level hampir 7 tahun tertingginya dan terakhir tertopang data tenaga kerja AS yang kurang menggembirakan, sehingga harga emas spot menguat 0.65% ke level $1,562.20 per troy ons. Rally selama 5 minggu berturut-turut. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1611 dan berikut $1616, serta support pada $1510 dan $1470.

Lebih jauh memasuki tahun 2020, pasar terpantau cukup fluktuatif pada berbagai instrumen investasi. Situasi geopolitik dan ekonomi global serba tidak menentu. Sebagian investor mungkin menyebutkan bahwa pasar sedang tidak jelas arahnya. Sebagian lagi memandang ini sebagai sebagai kesempatan untuk suatu active trading karena dinamika pasar yang lumayan belakangan ini. Tentunya ini harus didukung dengan skill dan knowledge. Bersama vibiznews.com Anda bisa mengembangkan hal-hal tersebut secara optimum. Selamat menuai sukses Anda kembali di tahun ini, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here