(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun 2.8% penurunan terbesar dalam 8 bulan, karena larangan impor minyak sawit Malaysia oleh India
Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 87 ringgit atau 2.8% menjadi 3,005 ringgit penurunan pada hari ke dua. Penurunan terbesar sejak 2 Mei 2019.
India sebagai pembeli terbesar dari minyak nabati minggu lalu melarang impor refined palm oil dan secara informal memberikan instruksi kepada semua pedagang untuk tidak membeli minyak sawit Malaysia.
Sebagai respon dari Pidato PM Malaysia yang tidak menyetujui serangan India terhadap Kashmir, India melarang impor minyak sawit dari Malaysia, namun PM Malaysia tetap pada pendiriannya.
Larangan impor India akan membuat terjadi peningkatan dari persediaan menurut MPOB dan jika ada pertambahan produksi di 2020 akibatnya akan terlihat pada kuartal ke dua 2020 dan akan membatasi kenaikan dari harga CPO karena pasar sangat memperhatikan persediaan dari minyak sawit.
Larangan impor India yang diumumkan tanggal 8 Januari minggu lalu akan berakibat ekspor CPO Malaysia berkurang 3 juta ton. Jumlah ini akan dialihkan India dengan membeli 3 juta ton minyak sawit ke Indonesia.
Menurut perkiraan MPOC di tahun 2020 persediaan minyak sawit masih akan sedikit karena produksi di Indonesia dan Malaysia yang berkurang ditambah dengan karena cuaca dan permintaan biodiesel B30 dan B20 yang meningkat.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido