(Vibiznews – Commodity) Harga gula telah naik tajam selama tiga minggu terakhir dengan kenaikan gula kontrk berjangka Maret 2020 di bursa ICE New York ke tertinggi 2 tahun pada 23 Januari karena pembelian dana agresif karena prospek pasokan gula global yang lebih kecil.
Asosiasi Perdagangan Gula India pada hari Jumat melaporkan produksi gula India 2019/20 dapat turun -17% y / y menjadi 27,4 MMT. Asosiasi Pabrik Gula India melaporkan 17 Januari bahwa produksi gula di India, produsen gula terbesar kedua di dunia, turun -26% y / y dari 1 Oktober-15 Januari menjadi 10,89 MMT.
Dalam faktor pendukung, produksi gula Meksiko selama 1 Oktober – 25 Januari turun -24,9% y / y menjadi 1,375 MMT, menurut Conadesuca.
Tanda-tanda produksi gula yang lebih rendah dari Brasil, produsen gula terbesar di dunia, telah mendukung. Unica melaporkan pada hari Senin bahwa produksi gula Tengah-Selatan Brasil pada paruh pertama Januari turun -66,0% y / y menjadi 4.000 MT dibandingkan 13.000 MT pada periode yang sama tahun lalu, meskipun produksi gula Tengah-Selatan 2019/20 melalui pertengahan Januari naik + 0,5% y / y menjadi 26,485 MMT. Juga, Conab pada 19 Desember memotong estimasi produksi gula 2019/20 Brasil -5,3% menjadi 30,1 MMT dari perkiraan Agustus 31,8 MMT.
Gambaran Besar Faktor Pasar Gula: Produksi gula dunia pada 2019/20 (Apr / Mar) akan turun -2,3% y / y menjadi 172 MMT, setelah kenaikan + 0,6% y / y ke rekor 185,2 MMT pada 2018/19 (ISO ). Neraca gula dunia pada 2019/20 akan diperketat menjadi -6,1 MMT defisit dari surplus 1,7,7 MMT yang terlihat pada 2018/19 (ISO).
Malam ini terpantau harga gula untuk kontrak berjangka Maret 2020 di bursa ICE New York naik 0,34% pada 14.66.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga gula berpotensi naik seiring masih lebih rendahnya prospek produksi gula global. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 14.76-14.90. Namun jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support 14.54-14.44.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting