BI: Inflasi Januari 2020 Terkendali; Terendah 9 Bulan Terakhir

536

(Vibiznews – Economy & Banking) – Bank Indonesia (BI) kembali merilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Januari 2020 tercatat sebesar 0,39% (mtm), dipengaruhi oleh kelompok inflasi inti yang tetap terkendali dan kelompok administered yang mencatat deflasi, meskipun inflasi volatile food mengalami peningkatan. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat 2,68% (yoy), menurun dari inflasi Desember 2019 sebesar 2,72% (yoy).

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi 2020 tetap rendah dan stabil dalam sasarannya sebesar 3,0%±1%,” demikian penjelasan resmi Departemen Komunikasi BI (3/2).

Inflasi inti tercatat sebesar 0,19% (mtm) dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga komoditas emas global, serta kenaikan tarif kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, dan mobil sesuai pola musiman pada awal tahun.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,88% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,02% (yoy). Inflasi inti yang tetap terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

Selanjutnya, BI menerangkan bahwa kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 0,28% (mtm), menurun dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,63% (mtm). Deflasi kelompok ini terutama didorong oleh kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) dan normalisasi tarif berbagai angkutan pasca libur akhir tahun, meskipun aneka rokok mencatat inflasi sebagai dampak kenaikan cukai tembakau. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 0,64% (yoy), meningkat dari 0,51% (yoy).pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 1,93% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,86% (mtm). Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh dampak banjir di sebagian daerah sehingga mempengaruhi produksi dan distribusi beberapa komoditas volatile food.

Beberapa komoditas volatile food yang mencatat kenaikan harga antara lain aneka cabai, ikan segar, minyak goreng, beras, aneka bawang, kentang, dan tomat. Sementara itu, komoditas lainnya seperti daging ayam ras dan telur ayam ras mencatat deflasi. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 4,13% (yoy), melambat dari 4,30% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Analis Vibiz Research Center melihat tingkat inflasi Indonesia secara konsisten telah berhasil ditekan rendah di bawah 3,5%, terutama sejak November 2017, atau dalam 26 bulan terakhir. Angka 2,68% ini pun tercatat terendah dalam 9 bulan terakhir. Keberhasilan pencapaian ini nampaknya didukung konsistensi BI dalam menjaga stabilitas harga, serta ditopang sinergi kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah, termasuk Kementerian Keuangan.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here