Harga Gula Ditutup Naik Tajam; Profit Taking Membayangi

854

(Vibiznews – Commodity) Harga gula kontrak berjangka Maret 2020 di bursa ICE New York berakhir naik tajam pada Rabu kemarin terpicu kekhawatiran penurunan pasokan gula global.

Peneliti Komoditas Green Pool pada hari Senin menaikkan estimasi defisit gula global 2020/21 menjadi -3,8 MMT dari perkiraan sebelumnya sebesar -1,0 MMT.

Asosiasi Perdagangan Gula India (ISMA) Senin lalu melaporkan bahwa produksi gula di India, produsen gula terbesar kedua di dunia, turun tajam sebesar -24% y / y menjadi 14,1 MMT selama 1 Oktober-31 Januari. Juga, pasokan gula dari UE berada di penurunan setelah Komisi Eropa melaporkan Senin lalu bahwa ekspor gula Uni Eropa selama 1 Oktober – 22 Januari turun -62% y / y ke level terendah 3 tahun 291.000 MT.

Harga gula juga reli karena kekhawatiran tentang kekeringan di Thailand, produsen gula terbesar keempat di dunia. Departemen Meteorologi Thailand mengatakan kekeringan tahun ini di Thailand adalah yang terburuk dalam 40 tahun. Thai Sugar Millers Corp mengatakan Jumat lalu bahwa produksi gula 2019/20 Thailand akan turun -35% y / y menjadi 9 MMT dari 14 MMT pada 2018/19 karena kondisi kering mengurangi hasil tebu.

Bagaimana pergerakan perdagangan gula di bursa ICE New York hari ini?

Terpantau harga gula kontrak berjangka Mei 2020 di bursa ICE New York bergerak turun 0,60% pada 14.97.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga gula berpotensi lemah terpicu profit taking setelah harga gula terus menanjak minggu lalu. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 14.72-14.50. Namun jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 15.10-15.30.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here