Kebangkitan Sektor Properti Dimulai, di Tengah Koreksi Bursa Saham

1295

(Vibiznews – Property) – Bursa saham global dalam 2 bulan pertama di tahun 2020 ini banyak yang merosot, terutama karena kekhawatiran pasar terhadap penyebaran cepat pandemi virus corona, yang telah menimbulkan korban di China maupun di luar China. Tidak terkecuali IHSG yang yang sampai akhir Februari telah tergerus 13,4%, terhitung dari pembukaan pasar awal tahun.

Ke mana investor mengarahkan alokasi dananya di tengah koreksi dalam harga-harga saham? Di pasar global kabarnya banyak investor memang ke luar dari pasar modal dan memilih likuiditas sebagai bentuk pengamanan risiko. Sebagian lagi memburu investasi pada safe haven assets, seperti emas dan mata uang yen Jepang. Ada juga yang menaruh investasinya pada mata uang US Dollar.

Di dalam negeri, ada terdengar kabar dari para pengembang bahwa banyak juga investor yang mencairkan dananya di reksadana dan mengalihkan investasinya pada properti.

Sektor properti nampaknya dewasa ini memiliki peluang besar menyusul adanya kasus di industri keuangan seperti kasus Asuransi Jiwasraya dan rontoknya sejumlah reksadana, yang mengakibatkan turunnya kepercayaan publik.

Belajar dari sejarah, pada waktu terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008, saat likuiditas ketat dan bursa saham rontok, banyak investor yang memburu aset properti. Akibatnya, sektor properti di Indonesia merebak sampai 5 tahun ke depannya dan mencapai puncaknya pada tahun 2013.

Dalam tahun-tahun terakhir ini pun, saat industri properti cenderung lesu, segmen perumahan bersubsidi dan kecil tetap menggeliat karena di situ memang ada real demand untuk kebutuhan rumah tinggal pertama.

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang digencarkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi memiliki dampak positif terhadap pengembangan properti. Di antaranya, pembangunan MRT dan LRT yang memberikan peluang pembangunan dengan konsep TOD (Transit Oriented Development). Banyak pengembang telah memburu lokasi di dekat stasiun transit.

Sebagaimana diketahui, untuk segmen milenial salah satu pertimbangan utama pemilihan properti adalah aksesibilitas, kemudahan transportasi menuju dan dari tengah kota atau tempat bekerja.

Kemungkinannya, tahun 2020 ini, atau selambatnya 2021, bisa menjadi titik bangkit sektor properti kembali. Demografis Indonesia, yang didominasi populasi usia muda dan produktif, serta pertumbuhan ekonomi domestic yang stabil akan tetap menjadi landasan utama untuk industri properti melaju kembali.

 

(https://www.vibiznews.com/2020/02/06/2020-akan-menjadi-tahun-kebangkitan-industri-properti-indonesia-mengapa/)

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here