(Vibiznews – IDX Stocks) – IHSG awal pekan ini dibuka naik ke level 5455.04 namun pada pukul 09:06 WIB di layar RTI terlihat turun tajam ke 5406.31 demikian juga dengan indeks LQ45, dibuka naik tipis ke level 880.21 namun kemudian turun ke level 869.43. Penguatan di pasar Asia tidak mampu mengangkat bursa saham Indonesia pagi ini.
Berita dari otoritas bursa, mulai hari ini BEI menghentikan untuk sementara aktivitas short selling, demikian pernyataan tertulis yang dituangkan dalam pengumuman bursa tentang pencabutan daftar efek yang dapat ditransaksikan secara short selling.
Indeks Harga Saham Gabungan makin longsor jelang akhir pekan kemarin, sampai dengan hari Jumat (28/2), telah merosot 1.50% ke level 5452.70. Sementara indeks saham-saham unggulan LQ45 terpental 1.48 persen. Beberapa saham yang masuk indeks LQ45 masuk tren koreksi berkepanjangan. Penurunan harga saham tanpa disertai perubahan laba bersih per saham, otomatis akan menyusutkan pula rasio harga dibandingkan laba bersih per saham atau lebih dikenal dengan Price Earning Ratio (PER).
Bursa Asia dibuka menguat pagi hari ini menyusul Wall Street yang akhir pekan kemarin ditutup naik. Indeks utama Jepang, Nikkei 225 bergerak naik 0.29% atau 61.70 poin ke level 21226.70 pada pukul 09:03 WIB pada layar RTI demikian juga dengan indeks Hang Seng, naik tipis 0.07% atau 18.20 poin ke level 26148.10 dan indeks Shanghai SSEC naik 1.41% atau 40.69 poin ke 2921.16.
Dampak nyata virus corona terlihat tajam pada Sabtu kemarin dimana China melaporkan Purchasing Manager Index (PMI) berada di rekor terendah yaitu di level 35.6 untuk bulan Februari dari posisi 50.0 pada Januari lalu. Data Biro Statistik Nasional yang dirilis Sabtu (29/2) menunjukkan kontraksi paling dalam dari pandemi virus corona. Sedangkan sektor jasa pun merosot ke 29.6 dari sebelumnya 54.1. Sektor jasa mengkontribusi sekitar 60% Produk Domestik Bruto China.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang