(Vibiznews – Commodity) Harga minyak melonjak pada hari Selasa menyusul laporan dimungkinkannya pertemuan Arab Saudi dengan Rusia sebagai bagian OPEC +.
Berbicara kepada wartawan Selasa, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa Moskow tidak mengesampingkan tindakan dengan OPEC untuk menstabilkan pasar minyak, menurut kantor berita Interfax.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 2,86, atau 8,3%, menjadi berakhir di $ 37,22 per barel, sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 10,38%, atau $ 3,23, berakhir di $ 34,36 per barel.
Namun siang ini terpantau harga minyak merosot sekitar 1 persen seiring munculnya kekhawatiran harapan pertemuan Arab Saudi dan Rusia untuk menstabilkan harga minyak.
Arab Saudi mengatakan akan meningkatkan pasokan minyaknya ke rekor tertinggi pada April, meningkatkan pertarungan dengan Rusia dengan menolak saran Moskow untuk pembicaraan baru.
Hal tersebut juga terlihat dari pernyataan Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman yang menolak saran itu.
Abdulaziz enggan mengadakan pertemuan pada Mei-Juni karena menurutnya hanya akan menunjukkan kegagalan dalam melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam krisis seperti ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Diperkirakan perusahaan-perusahaan minyak Rusia dapat meningkatkan produksi hingga 300.000 barel per hari, menurut sebuah laporan dari Reuters, bahkan onegara tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi sebanyak 500.000 barel per hari.
Potensi kelebihan pasokan ini datang pada saat harga minyak sudah bergerak lebih rendah setelah wabah coronavirus dan perlambatan perjalanan yang menyebabkan permintaan lemah untuk minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak bergerak lemah menembus kisaran Support $32.93-$30.00. Namun jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $34.66-$35.00.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting