(Vibiznews – Commodity) Harga emas turun pada hari Rabu kemarin setelah naik sebanyak 1,3% di awal sesi, karena pedagang menjual logam mulia untuk menutupi kerugian pasar saham yang tertekan kekhawatiran penyebaran global virus corona.
Harga emas sempat naik setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona meningkat statusnya menjadi pandemi, yang memicu permintaan safe-haven tambahan seperti emas. Wabah coronavirus telah meningkat di atas 120.000 di lebih dari 100 negara, dengan kematian melebihi 4.300.
Harga emas spot ditutup turun 0,4% pada $ 1,642.98 per ons, sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih rendah pada $ 1,642.30.
Harga emas mendapat dukungan dari ekspektasi untuk pemotongan suku bunga tambahan Fed. Pasar telah sepenuhnya memberi harga dalam pemotongan suku bunga Fed 75 bp tambahan pada pertemuan FOMC minggu depan (17-18 Maret) dan kemungkinan pemotongan lebih lanjut di akhir tahun ini.
Harga emas mendapat dukungan Rabu pagi setelah BOE mengumumkan penurunan darurat -50 bp dalam tingkat acuannya menjadi 0,25%.
Komentar pada hari Rabu dari Presiden ECB Lagarde juga positif untuk emas karena mereka mendukung harapan ECB akan mendorong langkah-langkah stimulus pada pertemuan kebijakan Kamis untuk melawan dampak ekonomi dari virus corona.
Emas cenderung untuk menghargai ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang non-yield emas ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas berpotensi meningkat seiring dukungan bank-bank sentral global untuk memangkas suku bunganya, dimulai dari BOE Rabu kemarin, juga diperkirakan akan dilakukan oleh ECB pada hari Kamis ini dan The Fed pada minggu depan. Pelemahan bursa saham AS yang juga dapat menekan bursa global lainnya hari ini, dapat memicu pembelian emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,677-$ 1,692, jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 1,633-$ 1,622.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting