(Vibiznews – Commodity) Harga minyak merosot pada hari Rabu kemarin tertekan peningkatan produksi di Arab Saudi dan peningkatan pasokan mingguan AS.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun $ 1,38, atau 4,02%, beakhir di $ 32,98 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,27, atau 3,4%, ditutup pada $ 35,95 per barel.
Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan, perusahaan raksasa minyak yang dikelola negara Arab Saudi tersebut telah diminta oleh Kementerian Energi untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 13 juta barel per hari (bph) dari 12 juta bph sekarang.
Saudi telah memompa sekitar 9,7 juta barel per hari dalam beberapa bulan terakhir, tetapi memiliki kapasitas ekstra yang dapat dihidupkan dan memiliki ratusan juta barel minyak mentah dalam penyimpanan.
Persediaan minyak mentah AS naik dalam minggu terakhir, sementara bensin dan stok sulingan turun, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan. Kenaikan pasokan AS juga dinyatakan oleh Administrasi Informasi Energi AS bahwa untuk pekan yang berakhir 6 Maret persediaan meningkat sebesar 7,7. juta barel.
Sementara itu, kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari wabah coronavirus dan dampaknya terhadap permintaan energi terus menekan harga minyak.
Harga minyak telah naik pada hari sebelumnya, memulihkan hampir setengah dari kerugian 25% pada hari Senin, di tengah harapan pemotongan belanja oleh produsen Amerika Utara untuk mengatasi harga minyak mentah multi-tahun yang rendah akan menyebabkan penurunan produksi.
Pembuat kebijakan dan bank sentral telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ekonomi mereka terhadap gangguan yang disebabkan oleh wabah virus, yang terbaru adalah Bank of England yang secara tak terduga menurunkan suku bunga setengah persen pada hari Rabu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak bergerak naik terpicu aksi bargain hunting memenfaatkan kemerosotan harga minyak kemarin. Dukungan juga datang dengan rencana bank-bank sentral global memberikan stimulus mengatasi dampak negatif wabah virus corona yang memicu harapan peningkatan permintaan. Namun peningkatan produksi baik dari Arab Saudi, Rusia juga peningkatan pasokan AS masih membayangi harga minyak dan dapat membatasi kenaikan minyak bahkan merosot jika aksi peningkatan produksi melebar ke negara-negara OPEC lainnya dan perang harga Arab Saudi-Rusia berlanjut. Harga minyak berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 35.00-$ 36.42, jika harga turun akan bergerak kisaran Support $ 31.94-$ 31.03.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting