(Vibiznews – Commodity) – Harga batubara awal pekan alami penurunan sangat signifikan hingga turun ke posisi terendah 33 bulan, setelah 2 pekan berturut bergerak cukup tinggi. Penurunan harga dipicu oleh semakin banyaknya penyebaran virus corona di Amerika Serikat dan juga Eropa yang membahayakan permintaan batubara global.
Seperti yang diketahui setelah China sebagai konsumen terbesar komoditas energy ini, Amerika Serikat dan Eropa menjadi konsumen terbesar berikutnya. Meningkatnya kasus covid-19 di Amerika Serikat dan Jerman dikhawatirkan menekan ekonomi negara tersebut dan menekan kebutuhan sumber energy yang lebih mahal dari harga minyak mentah ini.
Selain itu juga di kawasan Asia, banyak yang memperkirakan permintaan batubara dari India, Jepang dan Korea Selatan sebagai konsumen terbesar di Asia setelah China akan menurunan. Bahkan di Korea Selatan diberitakan akan mengentikan operasi belasan pembangkit listriknya yang menggunakan batubara, sehingga menekan permintaan batubara dari negeri ginseng tersebut.
Harga batubara NewCastle untuk kontrak berjangka yang ramai diperdagangkan yaitu kontrak bulan Mei 2020 ditutup posisi 64,30 dollar per ton, yang merupakan harga terendah sejak perdagangan Juni 2017. Harga komoditas tersebut turun sebesar 2,55 dollar atau 3,81% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu untuk harga batubara FOB Indonesia untuk kontrak bulan Juni, harga tidak berubah di posisi US$32.35 per ton yang flat sejak perdagangan tanggal 18 Maret 2020. Sebelumnya harga pernah berada di posisi US$33.75 per ton.
Analyst Vibiz Research Center melihat harga batubara berjangka New Castle secara teknikal berpotensi rebound kembali oleh posisi kenaikan harga minyak mentah. Berpotensi akan naik kembali ke posisi harga 67,00, jika tidak tembus akan terkoreksi terus ke bawah posisi US$64.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
