BI: Uang Beredar Maret 2020 Tumbuh 12,1% (yoy); Seluruh Komponen Meningkat

899
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Banking & Economy) – Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Maret 2020. Posisi M2 tercatat Rp6.440,5 triliun pada Maret 2020 atau tumbuh 12,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,9% (yoy).

“Akselerasi pertumbauhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham,” demikian rilis Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Kamis ini (30/4).

Pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) meningkat, dari 8,6% (yoy) pada Februari 2020 menjadi 15,4% (yoy) pada Maret 2020, disebabkan oleh pertumbuhan giro rupiah. Sementara itu, pertumbuhan uang kuasi pada Maret 2020 meningkat, dari 7,5% (yoy) pada Februari 2020 menjadi 10,8% (yoy). Peningkatan juga terjadi pada pertumbuhan surat berharga selain saham, dari 34,7% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 44,6% (yoy) pada Maret 2020.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Maret 2020 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah, dan realisasi kredit,” tambah catatan dari Departemen Komunikasi BI.

Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Maret 2020 sebesar 13,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2020 sebesar 9,9% (yoy). Pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat meningkat, dari 11,9% (yoy) pada Februari 2020 menjadi 14,5% (yoy) pada Maret 2020. Selain itu, penyaluran kredit pada Maret 2020 meningkat sebesar 7,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy).

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa sebagian penyebab kenaikan pertumbuhan likuiditas adalah bagian dari upaya Bank Indonesia dan pemerintah dalam menambah likuiditas ke masyarakat –berupa ekspansi operasi keuangan- sebagai mitigasi mengatasi tekanan perekonomian di tengah wabah Covid-19. Ke depannya kebijakan uang longgar ini masih akan terus berlangsung sesuai dengan stance kebijakan Bank Indonesia di masa pandemi virus ini. Kebijakan moneter yang ekspansif demikian pun terjadi di berbagai negara dunia saat pandemi hari-hari ini.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here