(Vibiznews – Forex) – Dolar AS sedang menguat terhadap banyak rival utamanya dan juga secara indeks hingga perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (17/06/2020), setelah penjualan ritel AS melonjak jauh lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei seperti yang dirilis semalam. Sementara itu mata uang beresiko tinggi tertekan oleh meningkatnya peningkatan kasus coronavirus harian di seluruh dunia dan ketegangan geopolitik di Asia.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak kuat ke posisi 97,13 atau sedang naik 0,13 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.99 dan sempat turun ke posisi terendah di 96.76.
Pound Inggris sedang melemah 0,2% yang diperdagangkan sekitar 1.256 setelah data ekonomi menunjukkan tingkat inflasi Inggris turun pada bulan Mei ke level terendah sejak Juni 2016, yang meningkatkan harapan bahwa Bank of England akan mengumumkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut pada akhir pertemuan kebijakan pada Kamis.
Kurs euro terpantau bergerak bearish ke bawah kisaran 1.1250 setelah pada sesi Asia dibuka pada posisi 1.1263 dalam pair EURUSD, kini tertekan oleh penguatan dolar AS. Pair tidak mampu melaju sekalipun rilis data tingkat inflasi kawasan Euro yang masih sama dengan tingkat inflasi bulan sebelumnya.
Demikian pada kurs yen Jepang terhadap dolar AS pada pair USDJPY yang bergerak fluktuatif sejak awal sesi Asia, kini pair sedang bergerak kuat ke posisi 107.36 atau menguat 0,02%. Yen sedang tertekan oleh rilis data survey bisnis perusahaan besar Jepang Tankan yang anjlok ke posisi terendah 11 tahun.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan mendaki ke posisi 97.30 – 98.00. Namun jika terjadi koreksi akan meluncur ke posisi 96.60 – 95.90.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
