Gelombang Baru Virus vs Prospek Pemulihan Ekonomi — Market Outlook, 22-26 June 2020 by Alfred Pakasi

1082

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan beberapa isyu, di antaranya: kekhawatiran investor atas munculnya gelombang baru wabah virus corona di beberapa negara, keprihatinan pasar tentang kapan dan bagaimana ekonomi dunia bisa pulih kembali, serta masih panasnya tensi hubungan AS – China, Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 8.8 juta orang terinfeksi di dunia dan 462 ribu orang meninggal, dan menyebar ke 213 negara dan teritori. Pasar saham dunia umumnya bergerak terbatas, serta permintaan safe haven bertambah yang menopang kenaikan dollar AS dan harga emas.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan penyebaran wabah virus corona, prospek pemulihan ekonomi global, dan tensi lanjutan AS-China ini akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 22-26 June 2020.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau cukup fluktuatif dan berakhir rebound menguat dari koreksi minggu sebelumnya di tengah sentimen kekhawatiran pasar atas gelombang baru penyebaran wabah virus. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat terbatas. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1.27% ke level 4,942.275. Untuk minggu berikutnya (22-26 Juni 2020), IHSG kemungkinan masih di sekitar area konsolidasinya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5139 dan kemudian 5365, sedangkan support level di posisi 4712 dan kemudian 4621.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau rebound dari koreksi minggu lalu di tengah dana asing yang masuk ke pasar SBN, sementara dollar global terlihat sedang menguat, sehingga rupiah secara mingguannya menguat 0.23% ke level Rp 14,100. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan turun perlahan, atau penguatan bagi rupiah dengan agak konsolidasi, dalam range antara resistance di level Rp14,475 dan Rp14,780, sementara support di level Rp13.805 dan Rp13,654.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,25%.

Selain BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%.

Ke depan, Bank Indonesia tetap melihat ruang penurunan suku bunga seiring rendahnya tekanan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank Indonesia juga menyampaikan sejumlah penjelasan, di antaranya:

  • Kontraksi perekonomian global berlanjut, sementara ketidakpastian pasar keuangan global menurun seiring penyebaran COVID-19 yang melandai.
  • Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan menurun pada triwulan II 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang.

Bank Indonesia memprakirakan proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada triwulan III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5,0%-6,0% pada 2021 didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia.

  • Ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia triwulan II 2020 tetap baik.
  • Nilai tukar Rupiah terus menguat seiring berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.
  • Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian.
  • Kondisi likuiditas perbankan tetap memadai dan mendukung berlanjutnya penurunan suku bunga.

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat dengan naiknya permintaan safe haven oleh kekhawatiran investor atas gelombang baru wabah virus, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat perlahan ke 97.66. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1173. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1423 dan kemudian 1.1495, sementara support pada 1.1068 dan 1.0871.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2342 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2814 dan kemudian 1.3200, sedangkan support pada 1.2204 dan 1.2075. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 106.84.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.85 dan 110.08, serta support pada 107.08 serta level 106.36. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.6833. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7043 dan 0.7082, sementara support level di 0.6506 dan 0.6371.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum bergerak menguat terbatas, sementara investor memonitor perkembangan peningkatan penyebaran wabah virus di beberapa negara. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat tipis ke level 22,479. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23178 dan 23807, sementara support pada level 20335 dan 19448. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat terbatas ke level 24,644. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25304 dan 25579, sementara support di 22520 dan 21139.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat terbatas setelah preferensi investor ke risk asset ditahan kekhawatiran pasar atas kenaikan lagi penyebaran virus corona dan lambatnya prospek pemulihan ekonomi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat terbatas ke level 25,871.46, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25780 dan 27102, sementara support di level 24294 dan 22790. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 3,068.3, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3235 dan 3394, sementara support pada level 2909 dan 2766.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat kembali oleh ketakutan penambahan penyebaran wabah virus lagi yang dikhawatirkan memicu berlakunya lockdown kembali, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,744.19 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1754 dan berikut $1766, serta support pada $1670 dan $1641.

 

Situasi dan isyu global tetap ramai menjadi topik perbincangan di pasar investasi saat ini. Gejolak politik antara China dan India, misalnya, menjadi tambahan bahan diskusi yang cukup ramai di antara para investor, selain membicarakan pemulihan ekonomi di tengah ancaman resesi serta penyebaran wabah virus. Para pelaku investasi saling-silang berbeda pendapat di mass media dan forum diskusi. Ini sering membingungkan para investor individual dalam menentukan strategi investasi mereka. Gabung saja menjadi member vibiznews dan Anda akan memperoleh secara rutin harian pandangan pasar dan rekomendasi aksi pasar berikutnya. Dengan tingkat akurasi yang menarik, investor harusnya akan banyak diuntungkan dengan cara yang cerdas dan praktis. Terima kasih telah bersama dengan kami yang merupakan partner demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here