(Vibiznews – Forex) – Di awal perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (25/06/2020), posisi dolar AS menguat setelah 2 sesi berturut-turut sebelumnya melemah karena selera risiko investor berkurang di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang gelombang kedua coronavirus setelah kasus meningkat di AS, Jerman, Australia dan Amerika Latin.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak kuat ke posisi 97,35 atau sedang kuat 0,20 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 97.42 dan sempat naik ke posisi tinggi di 97.42.
Kurs euro melemah 0,25% terhadap dolar diperdagangkan sekitar 1,1222 dalam pair EURUSD setelah sempat menyentuh posisi 1,1260 di sesi Asia. Pair tertekan setelah ECB meluncurkan fasilitas repo baru untuk menyediakan dana Euro kepada bank di luar Wilayah Euro.
Pound Inggris naik 0,3% pada posisi 1,2454 yang pulih dari penurunan tajam pada hari sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi COVID-19 dan negosiasi atas kesepakatan Brexit. Negosiator top Uni Eropa, Barnier mengatakan bahwa kesepakatan itu mungkin, tetapi London perlu memberikan sinyal yang jelas bahwa ia siap untuk bekerja menuju satu.
Swiss Franc sedikit tertekan terhadap dolar AS pada posis 0,9488 dalm pair USDCHF, selain tertekan kebangkitan dalam kasus virus corona juga oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat diumumkan oleh IMF. Pekan lalu, Swiss National Bank mempertahankan suku bunga stabil di -0,75 persen dan mengatakan pihaknya tetap bersedia melakukan intervensi lebih kuat di pasar valuta asing untuk menghentikan kenaikan franc yang sangat bernilai.
Demikian terhadap yen Jepang, dolar AS bergerak lebih kuat dengan USDJPY naik 0,17% ke posisi 107.22. Yen melemah setelah laporan indeks aktivitas industri Jepang anjlok 6,4 persen bulan ke bulan di bulan April 2020, menyusul penurunan 3,4 persen di bulan Maret dan mencatat penurunan bulan ketiga untuk indeks.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan mendaki ke posisi 97.50 – 98.10. Namun jika terjadi koreksi akan meluncur ke posisi 96.80 – 96.30.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group