(Vibiznews – Forex) – Harga emas pada perdagangan komoditas sesi Eropa akhir pekan hari Jumat (26/06/2020) masih menguat dalam pergerakan konsolidasi sejak sesi Asia. Dukungan terhadap emas masih cukup kuat terlihat dari koreksi dolar AS, mundurnya kembali imbal hasil obligasi AS.
Sentimen pasar global sejak perdagangan sesi Asia terlihat menghindari aset resiko oleh kekhawatiran gelombang kedua kasus baru infeksi coronavirus yang dapat kembali mengunci kegiatan ekonomi lanjutan karena lonjakan infeksi di AS dan Amerika Latin. Jika kembali diberlakukan lockdown akan mengancam pertumbuhan ekonomi global selanjutnya.
Namun kekuatan harga emas dibatasi oleh pergerakan kuat bursa saham kawasan Eropa di tengah masih kuatnya sentimen safe haven. Pasar saham Eropa terpantau sedang memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena investor fokus pada prospek pemulihan ekonomi global dan mencerna stimulus moneter terbaru.
ECB meluncurkan fasilitas baru yang akan menyediakan likuiditas euro ke sejumlah besar bank sentral di luar kawasan euro, demikian juga regulator AS melonggarkan pembatasan pada investasi bank besar. Di Eropa juga terdapat berita Jerman akan kembali melakukan ekspansi fiskalnya.
Harga emas yang terpantau di sesi Eropa sedang bergerak kuat 0,08% ke posisi US$1762,95 per troy ons, setelah pada sesi Asia dibuka pada posisi 1764,05 dan harga sempat turun ke posisi 1753,97. Demikian secara mingguan sedang bergerak mencetak bullish 3 pekan berturut.
Sebagai katalis pergerakan harga emas selanjutnya, investor sedang menantikan beberapa data makro AS tingkat kedua, seperti rilis Indeks Harga PCE Inti, data Penghasilan Pribadi / data Pengeluaran serta revisi Indeks Sentimen Konsumen Michigan Juni. Semua data ini diperkirakan menunjukkan data yang optimis.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center harga emas diperkirakan dapat mendaki ke posisi 1766.80 –1768.98. Namun jika terjadi koreksi akan meluncur ke posisi 1757.90 –1755.42.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group