(Vibiznews – Economy & Business) Ekonomi Inggris mengalami kontraksi sebesar -20,4% pada kuartal kedua tahun 2020, dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, karena penguncian yang dipicu oleh virus corona menekan aktivitas, demikian rilis angka awal pada Rabu (12/08).
PDB (produk domestik bruto) meningkat sebesar 8,7% pada bulan Juni karena langkah-langkah penguncian pemerintah mereda, setelah menunjukkan pemulihan 1,8% pada Mei setelah kontraksi -20,4% pada bulan April.
Penurunan kuartal kedua adalah yang terburuk dalam catatan dan mengikuti kontraksi -2,2% di kuartal pertama. Analis memperkirakan penurunan -20,5%, menurut jajak pendapat Reuters. Kontraksi dua periode berturut-turut berarti ekonomi Inggris sekarang dalam resesi teknis.
Jasa, konstruksi dan produksi semua mencatat rekor penurunan kuartalan, terutama di sektor yang paling terkena pembatasan pemerintah, menurut Kantor Statistik Nasional (ONS).
Dari segi level, PDB riil terakhir lebih rendah pada kuartal kedua tahun 2003, sementara dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2019, ekonomi Inggris jatuh sebesar -21,7%.
Kontraksi triwulanan Inggris sejauh ini merupakan yang terdalam di antara negara-negara maju yang stara. PDB Prancis berkontraksi sebesar -13,8%, Italia -12,4%, Jerman -10,1%, Kanada -12%, AS -9,5%, dan Jepang -7,6%.
Sektor perhotelan Inggris, yang paling parah terkena pandemi virus corona, menyumbang sekitar 5% dari PDB Inggris, menurut asosiasi perdagangan UKHospitality.
Ekonom memperkirakan rebound tajam pada kuartal ketiga karena beban lockdown berkurang, asalkan Inggris dapat menghindari gelombang kedua, dan kenaikan 8,7% pada bulan Juni telah menegaskan kembali kasus dasar ini. Bank of England telah memperkirakan lonjakan kuartal ketiga sebesar 18%.
Namun, pukulan ke pasar tenaga kerja dan tenggat waktu periode transisi Brexit pada akhir tahun secara luas diperkirakan akan membebani pemulihan pada kuartal keempat.
Pemerintah telah mengumumkan bahwa skema cuti, yang mensubsidi upah bagi jutaan pekerja yang absen karena pandemi, akan dihentikan selama beberapa bulan ke depan dan dihentikan pada bulan Oktober.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting