(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (1/9/2020) posisi kurs euro sedikit terkoreksi dari posisi tertinggi 2 tahun lebih yang dicapai pada sesi Asia oleh pelemahan dolar AS. Pair terkoreksi setelah data menunjukkan ekonomi Zona Euro jatuh secara tak terduga ke wilayah deflasi pada bulan Agustus merespon data inflasi Euro.
Indeks Harga Zona Euro turun 0,2% dari tahun sebelumnya pada Agustus, penurunan biaya pertama sejak Mei 2016 dan jauh di bawah ekspektasi pasar yang naik 0,2%. Inflasi inti tahunan, yang tidak termasuk harga energi, makanan, alkohol & tembakau turun ke level terendah sepanjang masa 0,4%, juga di bawah perkiraan 0,8%.
Namun pair masih di posisi yang lebih kuat dari perdagangan sebelumnya dan secara teknikal berada di posisi resisten kuat hariannya setelah sempat mendekati resisten lemahnya. Rally pair sejak sesi Asia dipicu oleh posisi pelemahan dolar AS ke kisaran terendah 2 tahun.
Indeks dolar memperpanjang penurunan untuk sesi ke-6 berturut-turut pada awal September, diperdagangkan di bawah 92 dan tetap dekat dengan level yang tidak terlihat sejak Mei 2018. Sentimen yang melemahkan dolar AS masih dari kerangka kebijakan Fed baru.
Untuk pergerakan selanjutnya akan memperhatikan rilis data pada sesi Amerika yang dapat pengaruhi sentimen pasar seperti rilis data final manufacturing PMI , data ISM manufacturing PMI serta data construction spending.
Untuk pergerakan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD bullish, dan kini pair berada di posisi 1.1972 yang turun dari posisi 1.1996 di sesi Asia. Jika pair terus turun menembus 1.1920 akan turun ke kisaran support kuatnya di 1.1875-1.1744. Namun jika menguat kembali, pair akan naik ke posisi 1.2000 sebelum mendaki ke posisi resisten berikutnya di 1.2010 – 1.2040.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
