(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak merosot pada hari Jumat dan berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Juni, setelah data Non Farm Payrolls AS melambat yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada bulan Agustus, setelah Nonfarm payrolls naik 1,371 juta pekerjaan bulan Agustus dimana bulan sebelumnya naik 1,734 juta, demikian laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat (04/09). Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 1,4 juta pekerjaan ditambahkan pada Agustus.
Sebuah laporan pemerintah AS menunjukkan bahwa permintaan bensin domestik turun dalam seminggu terakhir. Persediaan minyak sulingan menengah di pusat minyak Asia Singapura telah melonjak di atas level tertinggi sembilan tahun, data resmi menunjukkan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 36 sen, atau 0,87% menjadi $ 41,00, ditetapkan untuk penurunan mingguan pertama dalam lima minggu.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 40 sen, atau 0,9% menjadi $ 43,67, menuju penurunan 1,6% minggu ini.
Minyak telah pulih sejak April, ketika Brent merosot ke level terendah 21 tahun di bawah $ 16 dan minyak mentah AS sempat masuk ke wilayah negatif.
Sebuah rekor pemotongan pasokan sejak Mei oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, telah mendukung harga.
OPEC dimulai pada Agustus untuk mengurangi skala pemotongan, meningkatkan produksi hampir 1 juta barel per hari menurut survei Reuters.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas menurun setelah data Non Farm Payrolls AS menurun, memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi yang dapat menekan permintaan. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 40,76-$ 40,25. Namun jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 41,27-$ 41,52.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
