(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit naik ke tertinggi 7 ½ bulan pada penutupan pasar hari Kamis, kenaikan selama enam hari berurutan, karena penguatan harga minyak kedelai dan produksi berkurang.
Harga Minyak sawit Nopember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 80 ringgit atau 2,85% menjadi 2,891 ringgit ($697.47) perton, ke harga tertinggi sejak 23 Januari.
Harga minyak sawit sempat naik 3.24% pada pertengahan pasar di hari Kamis. Pasar sangat memperhatikan perkiraan persediaan di bulan September, dan persediaan di kuartal yang ke empat.
Faktor yang membuat harga minyak sawit meningkat di kedua negara produsen terbesar di dunia, Indonesia dan Malaysia.
Untuk Indonesia produksi juga berkurang pada periode terakhir, dan masih fokus untuk penyediaan biodiesel, B30, untuk kebutuhan dalam negeri. Sementara di Malaysia diperkirakan produksi akan menurun karena pengaruh banjir, dan kekurangan pekerja di saat musim panen, sementara terjadi peningkatan permintaan karena perekonomian mulai bergerak kembali setelah banyak negara mulai membuka kembali kegiatannya setelah ditutup pada pandemic covid-19.
Perkiraan produksi Malaysia bisa turun atau naik 2% karena cuaca kering mengganggu panen minyak sawit, tapi diperkirakan bahwa produksi masih akan meningkat.
Asosiasi produsen minyak sawit di Colombia, negara produsen minyak sawit terbesar ke empat dunia mengatakan bahwa produksi akan meningkat 10% pada tahun ini menjadi 1.65 juta ton.
Harga minyak kedelai di Dalian naik 1.44% sementara harga minyak sawit naik 1.36%. Harga minyak kedelai di CBOT naik 0.86%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 2,760 ringgit dan berikut ke 2,700 ringgit, sedangkan resistant pertama di 2,880 ringgit dan berikut ke 2,910 ringgit.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido