(Vibiznews – Commodity) Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Selasa (15/09) memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak tahun 2020, di tengah melemahnya sentimen pasar dan peningkatan jumlah kasus virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia.
Dalam laporan bulanan yang diawasi ketat, IEA memangkas prospek pertumbuhan permintaan minyak dunia menjadi 91,7 juta barel per hari. Itu menandai kontraksi 8,4 juta barel per hari tahun-ke-tahun, lebih dari kontraksi 8,1 juta barel per hari yang diprediksi dalam laporan Agustus badan energi yang berbasis di Paris ini.
IEA memperkirakan pemulihan dalam permintaan minyak melambat secara nyata pada paruh kedua tahun 2020, dengan sebagian besar keuntungan telah dicapai.
Harga minyak telah turun sekitar 40% sejak awal tahun.
Laporan itu muncul tak lama setelah OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada 2020, mengutip pemulihan yang lebih lemah dari perkiraan di India dan negara-negara Asia lainnya. Kelompok penghasil minyak juga memperingatkan pada hari Senin bahwa risiko akan tetap “meningkat dan condong ke sisi bawah” untuk paruh pertama tahun 2021.
IEA menggemakan sentimen ini pada hari Selasa, dengan mengatakan “kelemahan baru” di India mencerminkan kekhawatiran.
Pelaku pasar energi menjadi semakin cemas tentang pemulihan ekonomi yang goyah dan permintaan bahan bakar yang tersandung setelah pandemi virus corona.
Ke depan, IEA mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak dunia akan tumbuh sekitar 5,5 juta barel per hari tahun depan, naik ke rata-rata 97,1 juta barel per hari pada 2021.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting