(Vibiznews – Commodity) Harga minyak naik tipis pada hari Rabu (23/09) didukung oleh laporan persediaan bahan bakar AS yang turun, meskipun peningkatan pasokan minyak mentah dan kekhawatiran terhentinya permintaan membatasi kenaikan.
Bursa Eropa naik setelah data manufaktur Jerman lebih baik dari perkiraan, memberikan dorongan bagi minyak. American Petroleum Institute mengatakan AS persediaan bensin dan bahan bakar distilat turun, sementara persediaan minyak mentah naik.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 9 sen menjadi $ 39,89.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 8 sen, atau 0,2%, menjadi $ 41,80 pada 1155 GMT, membalikkan penurunan sebelumnya.
Kedua kontrak turun lebih dari 4% pada hari Senin, meskipun mereka naik pada hari Selasa.
Meningkatnya infeksi COVID-19 di negara-negara termasuk India, Prancis, dan Spanyol serta pembatasan baru di Inggris telah memperbaharui kekhawatiran tentang permintaan, sama seperti lebih banyak pasokan yang mungkin datang dari Libya.
Minyak runtuh karena pandemi menghancurkan permintaan, dengan Brent jatuh di bawah $ 16, level terendah 21 tahun, pada bulan April. Rekor pemotongan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, telah membantu menghidupkan kembali harga.
OPEC menghadapi tantangan baru di mana Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari pemotongan pasokan, bertujuan untuk meningkatkan pasokan setelah meredanya konflik di negara itu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik. Demikian juga jika malam nanti data pasokan minyak mentah mingguan AS terealisir turun, maka akan menguatkan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 40,26-$ 40,56. Namun jika harga minyak turun, akan bergerak dalam kisaran Support $ 39,35-$ 39,15
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
