IMF Naikkan Sedikit Proyeksi Ekonomi Global 2020

737
IMF;IPertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

(Vibiznews – Economy & Business) Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa menaikkan sedikit proyeksi ekonomi global untuk tahun ini, tetapi memperingatkan pemulihan yang lama, tidak merata dan tidak pasti.

Perekonomian global sekarang diproyeksikan mengalami kontraksi sebesar 4,4% pada tahun 2020, direvisi naik dari perkiraan -4,9% yang dibuat pada bulan Juni (yang sekarang juga telah direvisi menjadi -5,2% karena metodologi baru yang digunakan oleh IMF). Perkiraan IMF mengasumsikan bahwa jarak sosial akibat pandemi virus corona akan berlanjut hingga 2021, dan penularan lokal akan menurun di mana-mana pada akhir 2022.

Kepala ekonom IMF, Gita Gopinath, dalam World Economic Outlook terbaru menyatakan IMF memproyeksikan resesi yang tidak terlalu parah meskipun masih dalam pada tahun 2020, relatif terhadap perkiraan bulan Juni.

IMF memproyeksikan “hanya kemajuan terbatas” ke depan dan memangkas ekspektasi pertumbuhan produk domestik bruto untuk tahun depan menjadi 5,2%, dari perkiraan 5,4% yang dibuat pada bulan Juni.

Perekonomian di mana-mana menghadapi jalan yang sulit untuk kembali ke tingkat aktivitas sebelum pandemi.

Pasar negara emerging market dan negara sedang berkembang terlihat berkontraksi sebesar 3,3% tahun ini, tetapi di tempat-tempat seperti India, PDB terlihat turun lebih dari 10%.

IMF juga proyeksikan kontraksi ekonomi di Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol sekitar 10%.

Ini adalah kasus di banyak negara Eropa, yang mengurangi penguncian dan pembatasan pada awal musim panas, tetapi telah memperketat aturan sekali lagi karena infeksi meningkat tajam pada bulan September.

IMF telah menyarankan pemerintah untuk mempertahankan beberapa kebijakan akomodatif untuk mencegah kesenjangan yang lebih luas dalam distribusi pendapatan, meskipun utang publik meningkat.

Utang nasional di negara-negara maju diperkirakan mencapai 125% dari PDB pada akhir tahun 2021 dan meningkat menjadi sekitar 65% dari PDB di pasar negara berkembang selama periode yang sama.

Namun, IMF tidak terlalu mengkhawatirkan melonjaknya utang untuk saat ini karena suku bunga rendah dan pemulihan ekonomi pada 2021 akan membantu membayar kembali sebagian utang baru.

Selain itu, IMF menyebutkan bahwa ketegangan geopolitik, ketegangan perdagangan, bencana alam, perubahan kondisi pembiayaan dan wabah lebih lanjut tetap menjadi risiko penurunan proyeksi.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here