(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun pada penutupan pasar hari Rabu, menghentikan kenaikan selama 7 hari berturut-turut, karena menurunnya konsumsi biodiesel dari Indonesia dan turunnya ekspor Indonesia dan Malaysia.
Harga minyak sawit Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 15 ringgit atau 0.5% menjadi 2,988 ringgit per ton, setelah sebelumnya sempat naik 0.5%.
Kenaikan harga minyak sawit selama 7 hari berturut-turut terhenti, karena berita dari Indonesia bahwa konsumsi biodiesel menurun, konsumsi biodiesel dari minyak sawit di Indonesia, negara produsen minyak sait terbesar di dunia sebesar 6.17 juta kl dari Januari – September.
Ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan Agustus sebesar 2.68 juta ton turun 14.4% dari bulan lalu menurut GAPKI.
Investor sedang menantikan laporan ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 15 Oktober pada hari Kamis, sementara rumor mengatakan bahwa ekspor akan turun 2-3.2% pada bulan Oktober ini.
Ekspor Oktober minyak sawit Malaysia diperkirakan naik 3.6% karena permintaan yang meningkat sebulan sebelum Festival Diwali, di India
Negara pembeli minyak sawit Malaysia terbesar ke dua yaitu Cina sudah membooking pembelian minyak sawit untuk pengiriman Oktober, Nopember dan Januari. Sementara itu Cina sudah berjanji akan membeli minyak sawit sebesar 1.7 juta ton sampai 2023 .
Ekspor minyak sawit dan produk minyak sawit Malaysia Cina naik 17.8% pada 2019, setelah turun selama 7 tahun sebelumnya.
Menurut MPOC ekspor minyak sawit ke Cina naik 438,747 MT atau 31.1% menjadi 1,848,433 MT pada periode Januari sampai Agustus 2020
Harga minyak kedelai di Dalian naik 0.14% sementara harga minyak sawit naik 1.03%. Harga minyak kedelai di CBOT turun 0.33%.
Analisa tehnikal untuk sawit dengan support pertama di $2,809 dan berikut ke $2,651 sedangkan resistant pertama di $3.060 dan berikut ke $3,153.
Loni T/ Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido