Ketua OJK: Optimis Pemulihan Dan Ketahanan Ekonomi Indonesia Sudah Dalam Jalur Yang Positip

741
OJK Ungkap Ada Indikasi Transaksi Judi Online Melalui Fintech

(Vibiznews – IDX Stocks) – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengaku optimis akan pemulihan dan ketahanan ekonomi Indonesia berada dalam jalur yang positif.

Hal tersebut dia sampaikan dalam Seminar Nasional Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020 yang diadakan secara virtual melalui laman daring cmse.id, Senin (19/10/2020).

Wimboh menilai upaya-upaya yang selama ini dilakukan oleh OJK bersama dengan pemangku kebijakan lain termasuk pemerintah, Bursa Efek Indonesia, dan Bank Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, per Senin (19/10/2020) pukul 15:00  WIB, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di posisi 5.126,33, menguat 0,45% atau 22.92 poin. Dan untuk tiga bulan terakhir sudah menguat sebesar 0.93% persen, meskipun untuk 10 bulan terakhir (ytd) masih melemah 18.62 persen.“Sudah cukup berhasil kami bisa katakan, bahwa indeks kita perlahan sudah mulai naik bahkan sudah pernah mencapai 5.300 dan angka terakhir di sekitar 5.100. Hari ini juga mungkin masih up and down, tapi masih di atas 5.000,” ujar Wimboh.

Melihat indikator tersebut, Wimboh optimis  kinerja positif pasar modal bisa terus bertahan hingga akhir tahun. Begitu pula dengan pemulihan lebih lanjut di tahun depan seiring dengan adanya katalis positif dari distribusi vaksin.

“Pemerintah sudah memberikan pipeline sehingga kami yakin ini tidak terlalu lama, sehingga masyarakat bisa beraktifitas kembali seperti sebelumnya meski tidak instan. Di seluruh dunia dikatakan antivirus sudah bisa didistribusikan tahun depan, ini berita positif jadi mari kita siap-siap,” ujar dia.

Wimboh menuturkan, pasar modal merupakan sektor yang pertama kali “diselamatkan” sejak awal krisis akibat pandemi melanda Indonesia. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga sentimen terhadap pasar modal domestik terutama di mata investor asing.

Di awal pandemi, pasar modal memang mengalami koreksi hebat. Puncaknya, pada 24 Maret 2020 lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok hingga ke bawah level 4.000 akibat penurunan terus menerus.

“Indeks kita yang tadinya 6300 bisa turun sangat drastis karena sentimen negatif maka kita mengeluarkan kebijakan saat itu yang untuk menenangkan, supaya IHSG tidak turun terlalu dalam sehingga kita bisa bertahan dan mencari kebijakan fundamental.

Adapun beberapa kebijakan awal terkait pasar modal yang dikeluarkan OJK bersama otoritas bursa antara lain memberlakukan batas auto reject bawah (ARB) asimetris untuk menahan penurunan indeks.

Selain itu, OJK juga memperbolehkan emiten untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) dengan tujuan agar emiten dapat berperan aktif menjaga harga sahamnya di pasar.

Selanjutnya, tutur Wimboh, setelah pasar modal mulai dapat teratasi, OJK pun mulai mencari strategi untuk menopang sisi fundamental lain, misalnya restrukturisasi kredit di perbankan, kebijakan penundaan pembayaran kepada perusahaan pembiayaan, dan lainnya.

Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here