(Vibiznews – commodity) – Harga gula pada penutupan pasar hari Selasa turun karena ISMA menaikan perkiraan produksi gula India.
Harga gula Maret di ICE New York turun 18 sen (1.22%) menjadi $14.52 dan harga gula di ICE London turun 1.59%.
Harga gula pada penutupan hari Selasa turun karena profit taking setelah ISMA menaikan perkiraan produksi gula India menjadi 31 MMT dari perkiraan Juni sebesar 30.5 MMT.
Pada hari Senin harga gula sempat naik ke harga tertinggi 7 ¾ bulan karena cuaca di Brazil kering sehingga mengganggu produksi gula. Hujan jarang turun bahkan curah hujan di bawah normal. Laporan dari Somar Meteorologia bahwa curah hujan di Brazil hanya 9.8 mm pada minggu terakhir atau 33% dari rata-rata.
Harga gula sudah naik lima minggu berturut-turut karena cuaca kering di Brazil membuat output diperkirakan berkurang menurut Maxar di daerah perkebunan gula Brazil hanya mendapat 5 -25% hujan pada bulan-bulan terakhir, Badai La Nina juga akan menambahkan cuaca kering berlangsung di Brazil.
The Thailand Sugar Mills Corps pada 2 Oktober lalu mengatakan bahwa produksi gula Thailand akan turun 13% dari tahun lalu ke produksi terendah 11 tahun di 7.2 MMT karena cuaca kering di ladang tebu Thailand.
DI Uni Eropa produksi gula di 2020/12 turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 16.05 MMT karena berkurangnya panen karena cuaca kering.
Pemerintah India belum mengumumkan berapa besar subsidi yang diberikan kepada eksportir gula. Thailand mengurangi area penanaman tebu karena tanah yang kering pada musim monsoon tahun ini.
Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $13.80 dan berikut ke $13.70 sedangkan resistant pertama di $14.50 dan berikut ke $14.90.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido