(Vibiznews – Commodity) – Harga gula turun pada hari Kamis ke harga terendah satu minggu di New York dan di London ke harga terendah dua minggu, karena turunnya harga minyak mentah dan melemahnya real Brazil.
Harga gula Maret di ICE New York turun 49 sen (3.29%) menjadi $14.40 dan harga gula Desember di ICE London turun 2.52%.
Harga minyak mentah turun lebih dari 3 % pada hari Rabu ke terendah 4 ½ bulan, yang membuat harga etanol menjadi turun, akibatnya pabrik tebu lebih memilih membuat gula dibanding etanol sehingga persediaan gula meningkat.
Real Brazil melemah 0.26% terhadap dolar pada hari Kamis, masih diatas kurs pada hari Rabu yang mencapai terendah 5 ¼ bulan terhadap dolar. Melemahnya real membuat harga gula di Brazil lebih murah bagi pembeli luar negeri sehingga ekspor dapat meningkat.
Harga gula di New York pada hari Selasa sempat naik ke 8 bulan tertinggi dan di London ke harga tertinggi 1 minggu, masih dibawah harga Selasa lalu di harga 8 bulan tertinggi. Harga gula mengalami rally selama 5 minggu ini karena cuaca kering di Brazil mengurangi produksi gula di Brazil. Hujan turun tidak merata dan tidak menentu masih membuat tanah di perkebunan tebu belum sampai normal kembali kelembabannya. Data dari Somar Meteorologia mengatakan di daerah perkebunan kopi Minas Gerais curah hujan 18.9 mm pada minggu lalu hanya 62% dari rata-rata, Menurut Maxar di daerah perkebunan tebu juga mengalami kekeringan hanya menerima 5-25% hujan masih dibawah rata-rata pada beberapa bulan terakhir sehingga tanaman tebu kering. Cuaca La Nina akan memperpanjang kekeringan di Brazil.
Harga gula juga mengalami kenaikan karena Thailand, negara pengekspor gula terbesar ke dua dunia, mengalami kekeringan. The Thailand Sugar Mills Corp pada tanggal 2 Oktober mengatakan produksi gula di Thailan di tahun 2020/21 turun 13% dari tahun lalu ke terendah 11 tahun menjadi 7.2 MMT karena cuaca kering melanda perkebunan tebu.
Data Unica pada hari Selasa mengatakan bahwa produksi gula pertengahan pertama bulan Oktober naik 36.5 MT dari tahun lalu menjadi 2.613 MMT, kenaikan 45.36% di 2020/21 dibanding 34.61% di 2019/20.
Perkiraan dari Grupi Tereos ekspor Brazil di 2020/21 naik 59% mencapai rekor 30 MMT.
Hujan mulai turun di Brazil sehingga membuat tanaman tebu bisa kembali bertumbuh dengan baik. Di India produksi gula meningkat pada tahun ini, namun kesulitan untuk mengekspor, karena pemerintah India mengumumkan subsidi untuk eksportir. Di Thailand daerah penanaman tebu dikurangi karena kekeringan sehingga produksi Thailand berkurang. Di Eropa produksi gula bit mengalami kesulitan karena cuaca dan hama.
Di Brazil pabrik-pabrik tebu mengurangi produksi etanol, karena harganya yang murah akibat turunnya harga minyak mentah sehingga produksi gula bertambah. Tebu yang digiling menjadi gula sebesar 45% pada tahun ini dari 35% pada tahun lalu.
Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $14.60 dan berikut ke $14.20 sedangkan resistant pertama di $15.20 dan berikut ke $15.50.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido