(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jum’at harga soft commodities mixed , dengan harga kopi Arabika turun , harga kopi Robusta turun, harga gula naik dan harga kakao mixed.
Harga kopi pada penutupan hari Jumat turun, karena melemahnya kurs real Brazil, turunnya harga kopi Robusta terhenti karena di Vietnam ada badai yang merusak tanaman kopi di Vietnam.
Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat naik untuk kedua kalinya berturut-turut dimana harga gula di New York naik ke harga tertinggi 1 minggu dan harga gula di London naik ke harga tertinggi 8 ½ bulan, karena cuaca kering di Brazil
Harga kakao mixed pada penutupan pasar hari Jumat, dengan harga kakao di New York naik, karena melemahnya indeks dolar AS.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Maret di ICE New York turun 75 sen (0.66%) menjadi $112.20 dan harga kopi robusta Januari di ICE London turun 0.21%
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia di 2019/20 ( Oktober – September) turun 2.5% dari tahun lalu menjadi 168.836 juta kantong menurut ICO.
- Konsumsi kopi global turun 0.9% dari tahun lalu menjadi 167.593 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 akan menjadi surplus 1.244 juta kantong dari perkiraan sebelumnya surplus 3.975 juta kantong di 2019/2020 menurut ICO.
- Ekspor kopi Brazil di 2020/21 diperkirakan akan meningkat menjadi 41.8 juta kantong .
- Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan Oktober turun 14 % dari tahun lalu menjadi 1.041 juta kantong
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – Oktober turun 1.2% dari tahun lalu menjadi 1.34 MMT menurut General Departement of Vietnam Customs.
Harga gula Maret di ICE New York naik 4 sen (0.27%) menjadi $14.96 dan harga gula putih Desember di ICE London naik 1.45%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 173.5 MMT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 72,000 MMT defisit 14,000 MT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Produksi gula India di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke tiga tahun terendah menjadi 28 MT karena kekeringan dan penundaan musim monsoon menurut ISMA.
- Ekspor India di 2020/21 mencapai 6 MMT naik dari 5.8 MMT di 2019/20 menurut ISMA
- Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 13% dari tahun lalu menjadi terendah 11 tahun sebesar 7.2 MMT karena cuaca kering.
- Perkiraan produksi gula Uni Eropa di 2020/21 turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 16.05 MT karena cuaca kering menurut FAS- USDA.
Harga kakao Maret di ICE New York naik $9 (0.38%) menjadi $2,365 per ton dan harga kakao Desember di ICE London turun 0.31%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 2% dari tahun lalu menjadi 4.724 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.1% dari tahun lalu menjadi 4.635 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 42,000 MT dari defisit 52,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850,000 MT menurut ICCO.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido