(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada hari Rabu, mengakhiri penurunan tiga hari berturut-turut, karena diperkirakan persediaan sedikit di bulan Nopember karena hujan yang deras di perkebunan sawit.
Harga minyak sawit Februari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 2.6% menjadi 3.364 ringgit ($823.50) per ton.
Harga minyak sawit hari Selasa sempat mencapai harga terendah satu minggu, dan selama tiga hari berturut-turut turun, karena lebih pada tehnikal trading dibandingkan dengan fundamental.
Setelah naik 6.3% pada minggu lalu, dan harga naik empat minggu berturut-turut, karena produksi yang turun pada bulan ini.
Namun kenaikan harga tidak dapat bertahan karena perayaan Libur Hari Perayaan Bulan di Cina berakhir dan juga Hari Diwali di India berakhir maka pada bulan Nopember permintaan akan berkurang. Ekspor Malaysia selama 1 -15 Nopember turun antara 11-14% dari tahun lalu pada periode yang sama di bulan Oktober, ini penurunan pengiriman ke India hanya setengahnya, menurut data dari cargo surveyor.
Indonesia kemungkinan akan mengurangi pembuatan biodiesel dengan bahan minyak sawit yang lebih besar karena harganya menjadi lebih mahal dibanding dengan bensin sehingga penundaan pembuatan B40, akibatnya permintaan akan minyak sawit berkurang. Indonesia negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia pada hari Senin merencanakan untuk meningkatkan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel menjadi 40% pada tahun depan.
Import dari pembeli minyak nabati terbesar di dunia di bulan Oktober turun 23.3% menjadi 7.22 juta ton.
Harga minyak kedelai di CBOT naik 0.31%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,270 ringgit kemudian ke 3,200 ringgit sedangkan resistant di 3,350 ringgit dan berikut ke 3,380 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido