(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit naik pada penutupan pasar hari Rabu mengikuti kenaikan minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT).
Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 3.6% atau 8 ringgit menjadi 3,536 ringgit ($870.72).
Pada pagi harinya harga minyak sawit sempat turun ke 3,394 ringgit, melanjutkan penurunan pada hari Selasa, namun akhirnya ditutup naik karena mengikuti kenaikan harga minyak kedelai di CBOT.
Harga minyak kedelai di CBOT pada hari Selasa naik 2.2% ke harga tertinggi 6 ½ tahun, setelah laporan pengiriman ekspor, dan andanya penundaan pengiriman kedelai di Argentina, karena buruh pelabuhan melakukan pemogokan untuk meminta kenaikan upah. Pemogokan ini sudah berlangsung 13 hari.
Ekspor Malaysia dari 1 Desember – 20 Desember naik 18.2% dari bulan lalu, dengan pembeli terbesar dari Cina, dan diperkirakan Cina akan meningkatkan impor minyak sawit pada tahun depan.
Harga minyak sawit masih terus naik karena peningkatan permintaan ekspor dan persediaan yang sedikit, namun kenaikan itu sempat terhenti karena kenaikan dari pajak ekspor pada bulan Januari.
Produksi minyak sawit berkurang karena produksi sawit berkurang di Indonesia dan Malaysia akibat berkurangnya pekerja di kebun sawit, selama pandemi virus corona.
Malaysia menaikan pajak ekspor untuk CPO menjadi 8% dari 6.5% pada bulan Desember menurut MPOB.
Kenaikan harga ini menyebabkan harga minyak sawit menjadi mahal sehingga pembeli minyak sawit beralih ke minyak nabati lain, seperti minyak kedelai, walaupun biaya pengangkutan mahal dan kualitasnya kurang.
Harga minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange naik 0.3% sementara harga minyak sawit turun 0.3%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di $3,370 dan berikut ke $3,330 sedangkan resistant pertama di $3,540 dan berikut ke $3,560
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido