Review 2020 dan Outlook 2021 : Tren Positif Bursa Saham Global Lanjutkan Penguatan

706

(Vibiznews – Index) Pasar saham global menjelang akhir tahun ini berakhir dengan positif setelah stimulus fiskal AS ditandatangani Presiden AS Donald Trump.

Bursa Wall Street yang menjadi acuan bursa saham global juga mencapai rekor setelah penandatanganan simulus fiskal AS tersebut. Bursa saham AS pada hari Senin menguat ke rekor tertinggi baruterdukung optimisme ekonomi setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani paket bantuan pandemi menjadi undang-undang. Saham juga mendapat dukungan pada vaksinasi Covid yang meningkat yang telah meningkatkan kepercayaan pada rebound ekonomi yang kuat tahun depan dan positif untuk harga saham.

2020 : Bursa Saham Global Bangkit Keluar dari Tekanan Virus Covid-19

Jika melihat perjalanan bursa saham global tahun 2020, maka terlihat pada bulan awal-awal pandemi melanda Eropa dan AS khususnya bulan Maret, maka bursa saham global jatuh. Penyebaran virus corona yang menjadi pandemi di seluruh dunia membuat dilakukannya pembatasan total ataupun sebagian di berbagai negara di dunia. Pembatasan tersebut membuat aktivitas ekonomi dan perdagangan juga terbatas, akibatnya menekan pertumbuhan ekonomi, bahkan negara-negara besar mengalami resesi akibat pandemi covid-19 ini.

Namun terlihat secara global, pemerintah semua negara dunia berupaya terus dan mencari cara untuk dfapat mengatasi dampak buruk akibat pandemi covid-19 ini. Pasar saham global pun terus mencermati berbagai cara dan upaya untuk pemulihan ekonomi berbagai negara dunia.

Sehingga secara tren dapat terlihat semenjak kasus covid-19 menyebar ke seluruh dunia, ketika ada upaya maupun cara untuk pemerintah negara keluar dari persoalan covid-19 ini, maka pergerakan dan aktivitas tersebut mendorong bursa saham global naik.

Tahun 2020 kita bisa melihat ada upaya-upaya dan hal-hal yang memberikan sentimen positif bagi perdagangan global. Ada 2 sentimen besar yang menjadi harapan masyarakat global yang memicu pasar global juga mulai meningkat yaitu Stimulus Fiskal dan Penemuan Vaksin.

Stimulus Fiskal
Sejak didengungkannya stimulus fiskal oleh pemerintahan Presiden AS Trump, maka pasar saham global merespon positif, harapan dan optimisme muncul. Meskipun stimulus tersebut tidak bisa segera direalisasikan pada awalnya, karena belum ditemukannya kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di AS.

Namun setelah Presiden Trump pada Minggu malam menandatangani RUU bantuan pandemi $ 900 miliar dan tagihan pengeluaran omnibus $ 1,4 miliar, yang akan meningkatkan pengeluaran konsumen dan positif untuk saham, maka bursa saham menyambut positif di akhir tahun ini.

Penemuan Vaksin Virus Corona
Pasar saham global juga terus mengikuti perkembangan penemuan vaksin. Mulai dari uji coba tahap 1 sampai 3, hingga uji klinis di pemerintah negara-negara terkait, terlihat ketika ada harapan dan optimis, maka bursa saham ikut naik. Namun saat ada hambatan dan ketidakpastian, bursa bergerak turun.

Namun dengan disetujuinya Vaksin Pfizer-BioNTech oleh Badan yang mengurusi obat dan makanan AS, maka Vaksin mulai digunakan. AS telah memberikan hampir 2 juta orang dosis vaksin Covid, dan Inggris telah menginokulasi lebih dari 600.000. Juga, negara-negara Uni Eropa mulai melakukan inokulasi massal terhadap Covid pada hari Minggu.

Bagaimana selanjutnya untuk tahun 2021?

2021 : Tren Bursa Saham Global Lanjutkan Penguatan

Memasuki tahun 2021 diperkirakan bursa saham global melanjutkan penguatannya. Sentimen penguat bursa saham tahun 2021 diperkirakan masih dari Stimulus Fiskal dan Pelaksanaan Vaksin. Hasil kedua sentimen tersebut diperkirakan mendorong pemulihan ekonomi, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi berbagai negara akan meningkat dan positif.

Bursa Wall Street

Bursa Wall Street pada tahun 2020 meningkat mencapai rekor. Secara tahunan Indeks Nasdaq meningkat 45,7%, indeks S&P 500 meningkat 15,4%, indeks Dow Jones meningkat 6%.

Jika melihat grafik bursa Wall Street tahun 2020, terlihat pada sekitar bulan April terjadi rebound, suatu pembalikan dari tren negatif akibat penyebaran virus corona. Pada April tersebut lonjakan bursa Wall Street terdukung harapan stimulus fiskal AS dan kenaikan harga minyak. Muncul optimisme saat itu bahwa Kongres AS akan menyetujui stimulus hampir US$ 500 miliar untuk membantu usaha kecil keluar dari krisis virus Covid-19.

Sejak saat itu tren bursa Wall Street terus meningkat bahkan beberapa kali mencapai rekor, dan di akhir tahun ini juga mencapai rekor. Pencapaian rekor tersebut terjadi di masa pemerintahan Presiden Trump.

Dengan ditandatanganinya RUU bantuan stimulus fiskal AS oleh Presiden Trump, maka memasuki tahun 2021 ini diperkirakan masih menjadi sentimen positif yang menguatkan bursa saham AS. Demikian juga rebound pertumbuhan ekonomi AS yang membuat AS keluar dari krisis juga memberikan dorongan positif bagi ekonomi AS yang memberikan dukungan bagi penguatan bursa saham AS.

Bursa Eropa

Melihat pergerakan bursa Eropa, juga mengalami kemerosotan saat pandemi virus corona. Bahkan terjadi penekanan ekonomi yang dalam, karena beberapa negara besar di Eropa melakukan lockdown yang ternyata semakin menekan ekonomi.

Secara tahunan baik indeks FTSE Inggris dan CAC Perancis mengalami pelemahan akibat pengaruh lockdown yang menekan kuat ekonomi negara. Bahkan indeks FTSE merosot hingga -12 persen tahun 2020 dengan kekhawatiran no deal Brexit dan juga munculnya varian baru virus corona. Sedangkan DAX mencatatkan hasil positif 3 persen terbantu data ekonomi yang juga cukup kuat di negara tersebut.

Namun harapan stimulus fiskal AS dan Eropa, juga dengan dilakukannya pelonggaran dari lockdown memberikan dorongan penguatan bursa Eropa.

Akan tetapi menjelang akhir tahun, terlihat grafik retreat terpicu sebagian besar akibat kekhawatiran pembicaraan perdagangan Brexit antara Inggris dengan Uni Eropa yang hampir menemui jalan buntu dan akan menghasilkan no deal Brexit bagi Inggris. Tekanan juga datang dengan kekhawatiran muncul varian virus corona baru di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya.

Namun pasar kembali menguat setelah tercapainya kesepakatan perdagangan Brexit antara Inggris dengan Uni Eropa. Inggris dan Uni Eropa pada Kamis lalu menyetujui pengaturan perdagangan Brexit baru, menghindari skenario tanpa kesepakatan yang berpotensi menekan ekonomi kedua belah pihak.

Kedua belah pihak mencapai “kesepakatan tarif-nol kuota” yang akan membantu memperlancar perdagangan barang di seluruh saluran. Ini akan memberikan kelegaan bagi eksportir di kedua sisi yang telah menghadapi tarif dan biaya yang lebih tinggi jika kesepakatan belum tercapai.

Dengan tercapainya kesepakatan perdagangan Brexit, dan ini menjadi modal bagi bursa Eropa untuk meningkat dan tren positif diperkirakan berlanjut.

Bursa Asia

Bursa Asia biasanya akan mengikuti pergerakan bursa saham AS. Jika bursa saham AS menguat, akan memberikan dukungan bagi bursa Asia ikut menguat, kecuali ada sentimen lain yang lebih kuat di dalam negeri ataupun pengaruh negatif lainnya yang dapat membuat bursa Asia menurun.

Jika dilihat tren pergerakan bursa Asia seperti indeks Nikkei Jepang dan indeks Kospi Korea Selatan, maka terjadi tren kenaikan. Dengan tren positif bursa saham AS dan bursa Eropa, memberikan dukungan positif bagi bursa Asia juga untuk memguat memasuki tahun 2021 ini.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here