(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak mencapai tertinggi 11-bulan pada hari Selasa (12/01) terdukung rencana Arab Saudi memotong produksi dan ekspektasi penurunan persediaan AS mengimbangi kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus korona secara global.
Arab Saudi berencana untuk memangkas produksi dengan tambahan 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret untuk menghentikan penumpukan persediaan.
Sementara itu laporan pasokan AS terbaru diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah turun selama lima minggu berturut-turut.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 74 sen, atau 1,4%, menjadi $ 52,99.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 83 sen, atau 1,5%, lebih tinggi pada $ 56,49.
Pemotongan Arab Saudi adalah bagian dari kesepakatan yang dipimpin OPEC di mana sebagian besar produsen akan mempertahankan produksi stabil pada bulan Februari. Pemotongan rekor oleh OPEC dan sekutunya pada tahun 2020 membantu minyak pulih dari posisi terendah bersejarah pada bulan April. Beberapa analis melihat kemungkinan kenaikan lebih lanjut.
Minyak juga naik karena ekspektasi penurunan stok minyak mentah AS. Analis memperkirakan persediaan minyak mentah turun 2,7 juta barel untuk penurunan minggu kelima berturut-turut.
Yang pertama dari dua laporan pasokan minggu ini, dari American Petroleum Institute, akan dirilis pada 2130 GMT.
Kekhawatiran tentang permintaan karena meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia membatasi keuntungan. Otoritas China memberlakukan pembatasan baru di daerah-daerah sekitar Beijing pada hari Selasa dan Jepang akan memperluas keadaan darurat di luar Tokyo.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik terdukung tindakan Arab Saudi yang akan memangkas secara sukarela produksinya 1 juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret. Demikian juga penurunan pasokan AS memberikan dukungan harga. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 53,16-$ 53,60. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $ 52,68-$ 52,54.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting