(Vibiznews – commodity) – Harga minyak sawit mengakhiri lima hari penurunannya dengan kenaikan pada penutupan pasar hari Senin.
Harga minyak sawit April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 23 ringgit atau 0.7% menjadi 3,345 ringgit ($825.93) per ton. Di pertengahan pasar harga sempat turun 0.96%.
Pada seminggu yang lalu harga minyak sawit turun 11% setelah surveyor melaporkan bahwa ekspor Malaysia turun 42% selama 1-15 Januari.
Walaupun permintaan berkurang, tetapi persediaan akhir masih rendah karena produksi berkurang, sehingga harga minyak sawit masih meningkat.
Southern Peninsular Palm Oil Millers Association memperkirakan produksi selama 1- 15 Januari turun 29% dari bulan lalu.
Di Malaysia, Produsen kelapa sawit ke dua terbesar di dunia, dilanda banjir di beberapa negara bagian, sehingga ribuan penduduknya perlu dievakuasi.
Harga minyak sawit sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati saingannya di pasar global.
Malaysia sedang mengajukan gugatan di pasar global terhadap larangan Uni Eropa, terutama Perancis dan Lithuania terhadap biodiesel dengan bahan minyak sawit.
Produksi minyak nabati global berkurang karena produksi dari biji-bijian sedang berkurang. Produksi minyak sawit di Malaysia dan Indonesia mengalami hambatan karena kekurangan tenaga kerja di perkebunan sawit.
Produksi kedelai di Amerika Selatan sedang mengalami hambatan karena cuaca kering akibatnya produksi minyak kedelai juga berkurang.
Harga minyak sawit yang tinggi membuat para pembeli lebih memilih untuk membeli minyak kedelai dan minyak canola.
Harga minyak kedelai di Dalian naik 0.2% sementara harga minyak sawit turun 0.8%, sedangkan bursa CBOT libur.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,030 ringgit dan berikut ke 2,960 ringgit sedangkan resistant pertama di 3,530 ringgit dan berikut ke 3,570 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido
