(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada penutupan pasar hari Selasa kembali turun, karena kekhawatiran akan turunnya permintaan dari India karena pengenaan pajak import dari India.
Harga minyak sawit April pada penutupan pasar hari Selasa di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 93 ringgit atau 2.7% menjadi 3,397 ringgit ($840.22) per ton, penurunan terendah selama 2 minggu terakhir.
Pada minggu lalu harga minyak sawit naik 6%, kenaikan tertinggi sejak 15 Januari 2021, menghentikan kenaikan selama 2 minggu berturut-turut, karena Indonesia menaikkan pajak ekspor dan biaya restribusi untuk CPO.
Pasar masih fokus kepada permintaan, penurunan permintaan di Januari bisa berlanjut pada bulan Februari.
Ekspor minyak sawit Malaysia di bulan Januari turun antara 32% sampai 37% dari Desember, menurut cargo surveyor pada hari Senin.
Pada pengiriman bulan Januari pengiriman ke India turun 70%, India negara importir minyak nabati terbesar di dunia. India menerapkan pajak impor untuk meningkatkan infrastruktur pertanian domestik di India.
Produksi akan meningkat lagi sehingga akan menekan harga, dan pasar berharap tekanan ini akan berakhir bulan Mei ketika perayaan hari Lebaran di saat ini permintaan diperkirakan akan naik.
Pemerintah Malaysia pada hari Selasa memperpanjang lockdown sampai 18 Februari.
Harga minyak kedelai di Dalian dan harga minyak sawit turun 1.5%, sedangkan harga minyak kedelai di CBOT naik 0.4%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,340 ringgit, dan berikut ke 3,290 ringgit sedangkan resistant pertama di 3,530 ringgit dan berikut ke 3.570 ringgit
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido