(Vibiznews – IDX Stocks) – Sepanjang tahun 2020, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk, pemilik saham dengan kode UNVR ini cenderung stagnan. Emiten sektor barang konsumsi ini mencatatkan penjualan Rp 42,97 triliun atau tumbuh 0,12% year on year (yoy) di akhir tahun lalu.
Sementara itu, laba bersih Unilever turun 3,10% yoy menjadi Rp 7,16 triliun. Hal ini disebabkan kenaikan sejumlah beban, semisal beban pemasaran dan penjualan yang meningkat 7,2% yoy.
Selain itu, masih terdapat kenaikan beban umum dan administrasi UNVR sebanyak 12,84% yoy, dan biaya keuangan tumbuh 8,06% yoy.
Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever masih optimistis, tahun 2021 merupakan tahun pemulihan. “Dengan memperkuat daya saing di lintas kategori serta kanal penjualan, perseroan berada di jalur yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan,” ujar Ira kepada media pada hari Kamis (5/2).
Penjualan UNVR tahun 2020 ditopang penjualan dari dalam negeri, yang naik 0,69% yoy dari Rp 40,87 triliun menjadi Rp 41,16 triliun. Sebaliknya, kontribusi ekspor Unilever merosot 11,42% yoy, dari Rp 2,05 triliun menjadi Rp 1,81 triliun.
Berdasarkan kategori produk, penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh UNVR naik 0,43% yoy menjadi Rp 29,99 triliun. Sementara penjualan makanan dan minuman Unilever turun 0,60% yoy menjadi Rp 12,98 triliun.
Hari Kamis (11/2) harga saham UNVR ditutup di zona hijau, yaitu di harga Rp.7175 per lembar, naik 0.35% atau 25 poin lebih tinggi dibandingkan harga penutupannya kemarin yaitu di harga Rp.7150 per lembar. Sementara untuk satu pekan terakhir harga saham ini terkoreksi sebesar 1.71 persen.
Hari ini saham UNVR dibuka di harga Rp.7175 per lembar, naik 25 poin dari harga kemarin yaitu di harga Rp.7150 per lembar, kemudian bergerak dalam rentang 7100 – 7175. Jumlah saham yang diperjualbelikan sebanyak 3.70 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp.26.43 miliar dengan nilai PER nya 38.21 kali.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang