(Vibiznews – Commodities ) – Harga minyak sawit turun ke Harga terendah dua minggu karena turunnya harga minyak kedelai di Bursa Dalian dan di bursa Chicago Board Of Trade ditambah dengan berita bahwa permintaan minyak sawit turun sedangkan produksi minyak sawit naik membuat persediaan akan naik.
Harga minyak sawit Juni pada penutupan pasar hari Kamis turun 141 ringgit atau 3.58% menjadi 3,796 ringgit ($923.83) per ton, harga terendah sejak 5 Maret.
Harga minyak sawit turun pada penutupan pasar hari Kamis, penurunan tajam pada bulan ini, karena kekhawatiran akan permintaan di Maret dan April dan produksi minyak sawit pada 15 hari pertama Maret terlihat meningkat sampai 30%.
Pada hari Rabu, Indonesian Palm Oil Association (GAPKI) mengumumkan data persediaan dan permintaan minyak sawit di Indonesia pada bulan Januari sebagai berikut:
• Ekspor minyak sawit Indonesia di bulan Januari sebesar 2.86 juta ton naik 19.6% dari bulan yang sama tahun laluWalaupun pada bulan Januari terjadi penurunan 18% karena permintaan dari Cina, Malaysia dan India berkurang dibanding dengan bulan Desember.
• Pada bulan Januari Indonesia memproduksi 3.76 juta ton CPO dan minyak sawit, turun dari 4.04 juta ton di bulan Desembr dan jumlah terendah sejak Mei 2020. Turunnya produksi karena cuaca hujan sehingga terjadi banjir di daerah perkebunan sawit sehingga menganggu panen sawit.
• Produksi yang rendah membuat persediaan pada akhir Januari sebesar 4.25 juta ton, jumlah persediaan terendah sejak Juli dibanding persediaan akhir Desember sebesar 4.87 juta ton.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian turun 1.7% sedangkan harga minyak sawit turun 0.2 % sementara di CBOT harga minyak kedelai turun 0.7%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,690 ringgit berikut ke 3,660 ringgit, sedangkan resistant pertama di 3,970 ringgit dan berikut ke 4,060 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido