(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit naik kembali di awal Minggu setelah dua hari sebelumnya turun, karena kenaikan ekspor dari 1 -20 Maret.
Harga minyak sawit Juni pada penutupan hari Senin di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 113 ringgit atau 3.03% menjadi 3,837 ringgit per ton. Harga minyak sawit seminggu lalu telah turun 10%.
Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 20 Maret naik 6.8% menjadi 745.260 MT dari bulan Februari pada periode yang sama menurut AmSpec Agri Malaysia pada hari Sabtu. Kunci permintaan minyak sawit naik adalah berdasarkan peningkatan ekspor.
Cuaca yang sudah membaik dan penggunaan pupuk yang membaik dan kenaikan harga minyak sawit membuat produksi minyak sawit Indonesia meningkat dan ekspor tertinggi di 2021/22 menurut laporan the US Departemen Agriculture Foreign Agricultural Service di Jakarta pada laporannya hari Sabtu lalu.
USDA’s Ag Attache memperkirakan produksi minyak sawit Indonesia di 2021/22 sebesar 45.5 MMT, naik 2 MMT dari tahun lalu apabila terjadi. The Attache office memperkirakan persediaan akhir minyak sawit di 2020/21 sebesar 1.25 MMT diatas perkiraan USDA yang resmi sebesar 3.880 MMT
Di negara pembeli minyak sawit terbesar dunia, India, terjangkit virus covid yang terbaru sehingga diperkirakan menghalangi lonjakan permintaan untuk bulan Ramadhan. Seperti biasanya dua bulan sebelum bulan Puasa umat Muslim yang dimulai tanggal 13 April, ada kenaikan permintaan minyak sawit.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian turun 0.04%, sementara harga minyak sawit naik 1.6%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0.5%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,660 ringgit, berikut ke 3,550 ringgit sedangkan resistant pertama di 3,770 ringgit dan berikut ke 3,790 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido