(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun pada Rabu (07/04) mengabaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 34 sen, atau 0,57%, menjadi $ 58,99.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen, atau 0,4% menjadi $ 62,49 per barel.
Harga diperdagangkan di wilayah positif di awal sesi, didukung oleh membaiknya data ekonomi.
Dana Moneter Internasional pada hari Selasa mengatakan bahwa pengeluaran publik yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memerangi COVID-19 akan mendorong pertumbuhan global menjadi 6% tahun ini, tingkat yang tidak tercapai sejak tahun 1970-an.
Namun, kemungkinan lonjakan persediaan bahan bakar AS dan pembicaraan Iran membebani harga minyak.
Pasokan minyak mentah AS turun 2,6 juta barel pada pekan yang berakhir 2 April, sementara persediaan bensin naik 4,6 juta barel dan pasokan distilasi naik 2,8 juta barel, kata tiga sumber pasar, mengutip American Petroleum Institute (API).
Data resmi akan dirilis Rabu malam ini.
Iran dan kekuatan dunia mengadakan apa yang mereka gambarkan sebagai pembicaraan “konstruktif” pada hari Selasa dan setuju untuk membentuk kelompok kerja untuk membahas kemungkinan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang dapat menyebabkan Washington mencabut sanksi pada sektor energi Iran dan meningkatkan pasokan minyak.
Harga minyak turun awal pekan ini setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, setuju untuk secara bertahap mengurangi pengurangan produksi minyak mulai Mei.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak bergerak turun dengan kekhawatiran kesepakatan Iran akan membuat peningkatan pasokan minyak mentah. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 58,45-$ 57,80. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 60,17-$ 60,42.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
