(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi Jumat sore ini (18/6) terpantau melemah signifikan 61,327 poin (1,01%) ke level 6.007,120 setelah dibuka turun ke level 6.063,897. IHSG terkoreksi tajam di tengah kekhawatiran investor atas menanjaknya kasus Covid, sementara bursa kawasan Asia umumnya variatif setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya dan harga komoditas merosot.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hari ini terpantau melemah 0,24% atau 35 poin ke level Rp 14.390, dengan dollar AS di pasar uang Eropa terkoreksi tipis setelah menguat signifikan 2 hari; bertahan di sekitar 2 bulan tertingginya setelah pernyataan hawkish the Fed yang memproyeksikan dimulainya kenaikan bunga pada tahun 2023 dua kali. Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.355, terpantau berada di hampir 4 minggu terendahnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah terbatas 4,550 poin (0,07%) ke level 6.063,897. Sedangkan indeks LQ45 turun 2,657 poin (0,30%) ke level 874,860. Siang ini IHSG melemah tajam 110,432 poin (1,82%) ke level 5.958,015. Sementara LQ45 terlihat turun 2,16% atau 18,945 poin ke level 858,572.
IHSG kemudian tetap di zona hijau dan dan di akhir sesi agak menanjak dengan ditutup melemah signifikan 61,327 poin (1,01%) ke level 6.007,120. Indeks LQ45 melemah tajam 14,358 poin (1,64%) ke level 863,159.
Tercatat sebanyak 112 saham naik, 412 saham turun dan 121 saham stagnan. Perdagangan saham termasuk moderat dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 1.420,54 kali transaksi sebanyak 26,18 miliar lembar saham senilai Rp 16,543 triliun.
Sementara itu, bursa regional siang ini terlihat umumnya mixed, di antaranya Indeks Nikkei yang merosot 0,19%, dan Hang Seng yang naik 0,71%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top losers antara lain Merdeka Cooper (MDKA) -6,82%, Bank BNI (BBNI) -5,90%, Vale (INCO) -5,69%, dan Bank BSI (BRIS) -4,85%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak dalam koreksi tajam dengan pasar khawatir menanjaknya kasus Covid, sementara bursa kawasan Asia variatif setelah BOJ mempertahankan kebijakan moneternya dan saham komoditas merosot. Berikutnya IHSG kemungkinan akan masih dalam tekanan bearish-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.135 dan 6.231. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.945, dan bila tembus ke level 5.833.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido



