(Vibiznews – IDX Stocks) – Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan emiten BUMN Karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tengah memproses pelepasan saham atau divestasi atas enam ruas tol yang dikelola perusahaan.
Targetnya akhir tahun ini divestasinya selesai. Divestasi ini menjadi bagian dari upaya perseroan untuk mengurangi utang perusahaan yang sudah mencapai Rp 90 triliun.
“Saat ini restrukturisasi menyeluruh, saat ini [Waskita] sedang divestasi ruas yang selesai di awal tahun, Waskita ada 18 ruas dikerjakan, 5 ruas dari mereka sendiri dan 13 diambilalih swasta. Saat ini 5 ruas dijual investor asing dan domestik,” kata Tiko, dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN bersama Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Usulan BUMN Penerimaan PMN Tahun 2022, di Jakarta, Kamis ini (8/7).
“Saat ini sedang ada 6 ruas lagi yang mau divestasi. Harapannya akhir tahun selesai,” kata mantan Dirut Bank Mandiri ini.
Dia mengatakan jika divestasi sudah dirampungkan, akan mengurangi setengah dari utang Waskita saat ini.
“Apabila sudah divestasi maka utang Waskita Rp 90 triliun akan turun setengahnya, ini jadi penting untuk mengubah Waskita. Tapi kita butuh PMN [penyertaan modal negara] menyelesaikan proyek tol lain yang di-pipeline,” tegasnya.
Dalam rapat tersebut Waskita menjadi satu dari 12 BUMN yang diajukan mendapatkan PMN. Menteri BUMN Erick Thohir dalam kesempatan itu mengusulkan PMN kepada BUMN senilai Rp 72,45 triliun pada APBN 2022 mendatang.
PMN ini akan diberikan kepada 12 BUMN dengan dengan tujuan penugasan maupun restrukturisasi.
“Penugasan sebanyak 80%, restrukturisasi 6,9%. Jadi kalau kita komulasikan bahwa 87% adalah hal-hal yang tidak bisa terelakkan,” ujar Erick dalam kesempatan yang sama.
Adapun Waskita Karya diusulkan mendapatkan PMN senilai Rp Rp 3 triliun
Tiko mengatakan beberapa BUMN saat ini, khususnya BUMN karya memang cukup tertekan seiring dengan dampak pandemi Covid-19.
“Kondisi BUMN karya kita memang saat ini cukup memprihatinkan kombinasi dua hal karena Covid ke kontrak baru dan penjualan dan penugasan yang berat. Tidak didukung PMN yang memadai, tidak ada PMN tahun lalu 2017-2019 tidak ada PMN yang menanggung PSN [proyek strategis nasional],” kata Tiko.
Sebelumnya WSKT, melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) melepas 20% kepemilikan saham di ruas tol Semarang-Batang dan 34,99% saham milik WTR di Cinere-Serpong kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI.
Nilai transaksi penjualan sebagian saham atas dua ruas tol tersebut senilai Rp 2,06 triliun melalui konversi saham.
SMI merupakan perusahaan pembiayaan khusus infrastruktur di bawah Kementerian Keuangan yang saat ini memiliki saham sebesar 10,62% di WTR.
Dari laporan keuangan, per Maret 2021, total kewajiban Waskita saat ini mencapai Rp 88,52 triliun dari Desember 2020 sebesar 89,01 triliun. Nilai total liabilitas ini terbagi atas kewajiban jangka panjang Rp 42,02 triliun dan kewajiban jangka pendek Rp 46,50 triliun.
Posisi ekuitas per Maret 2021 sebesar Rp 16,49 triliun dari akhir tahun lalu Rp 16,58 triliun. Dengan demikian rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebanyak 5,4 kali.
Dan untuk harga saham WSKT sore ini ditutup anjlok 2.30% atau 20 poin ke harga Rp.850 per lembar dengan jumlah saham yang diperjualbelikan pada hari ini ada sebanyak 11.62 juta saham dengan nilai sebesar Rp.10,01 triliun.
Saham ini telah merosot 5.56% pada sepanjang pecan terakhir ini dan untuk sepanjang tahun ini telah turun tajam sebesar 40.97 persen.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang