PEFINDO: Peringkat PT Asuransi Bhakti Bhayangkara ditetapkan di “idBBB”

537
Foto : Dokumentasi Vibiznews

(Vibiznews – IDX) PEFINDO menetapkan peringkat “idBBB” kepada PT Asuransi Bhakti Bhayangkara (ABB). Prospek dari peringkat Perusahaan adalah “stabil”. Perusahaan asuransi dengan peringkat idBBB memiliki karakteristik keamanan keuangan yang memadai relatif terhadap perusahaan lainnya di Indonesia, namun lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan keadaan bisnis yang merugikan dibandingkan perusahaan asuransi lain dengan peringkat yang lebih tinggi.

Peringkat mencerminkan bisnis captive dari ABB dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri, kebijakan investasi yang konservatif, dan rasio risk-based capital (RBC) yang tinggi. Namun, peringkat dibatasi oleh performa operasional yang terbatas, nominal ekuitas yang rendah, dan kompetisi yang ketat di bisnis non-captive.

Peringkat dapat dinaikkan jika ABB dapat menunjukkan perbaikan yang konsisten pada posisi bisnis Perusahaan, bersamaan dengan perbaikan yang signifikan pada performa operasional dan profil kualitas aset. Peringkat dapat diturunkan jika posisi usaha Perusahaan di industri mengalami penurunan atau jika terdapat penurunan signifikan terhadap kinerja operasional atau permodalan Perusahaan.

Kami berpandangan bahwa pandemi Covid-19 berdampak moderat pada produksi bisnis baru di industri asuransi, terutama kelas bisnis yang terdampak langsung, seperti kendaraan bermotor, teknik, dan suretyship. Sektor properti juga terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena masih terdapat permintaan untuk pembaruan asuransi properti. Dampak Covid-19 yang signifikan pada kelas bisnis yang terpengaruh telah membatasi kemampuan perusahaan asuransi untuk mendapatkan bisnis baru dan memperbarui polis, sehingga berdampak buruk pada profil keuangan mereka, terutama kinerja operasi dan likuiditas. Secara umum, kami mengharapkan perusahaan asuransi memiliki penyangga likuiditas yang cukup, karena mayoritas investasi perusahaan asuransi ditempatkan pada aset likuid.

Kami memandang dampak pandemi pada profil kredit ABB dapat terkelola, mengingat posisi likuiditasnya yang memadai untuk menyeleseikan potensi pembayaran klaim. ABB mempertahankan posisi aset likuid yang cukup signifikan, terutama dalam bentuk deposito berjangka yang mencapai sekitar 70% dari total investasi, baik untuk keperluan bisnis timbal balik dan untuk mengelola profil likuiditas terhadap potensi klaim. Kami berpandangan bahwa investasi di deposito seharusnya lebih stabil dibandingkan dengan pasar modal dalam kondisi pandemi saat ini. Namun, kami juga mencatat bahwa penurunan ekonomi akibat pandemi telah mengurangi pendapatan investasi dan produksi premi baru, terutama dari kelas bisnis yang terkena dampak langsung seperti kendaraan bermotor, kecelakaan diri, dan kargo laut.

ABB berdiri pada tahun 1987 dengan tujuan awal adalah untuk membuat perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan Polri. Produk utama Perusahaan adalah asuransi kecelakaan diri (PA) untuk pemegang kartu surat izin mengemudi (SIM). Perusahaan juga menawarkan produk asuransi lainnya, meliputi asuransi kebakaran, kendaraan, kargo, rekayasa, rangka kapal, dan penjaminan. Pada 30 Juni 2021, 58,5% saham Perusahaan dimiliki oleh Yayasan Brata Bhakti, 18,0% dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan PT Asuransi Jasindo, 8,2% dimiliki oleh Dapen Jasindo, 7,1% dimiliki oleh PT Tansa Trisna, dan 8,2% dimiliki perorangan. Perusahaan memiliki 190 orang karyawan dan 12 kantor cabang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here