(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit turun pada hari Rabu, setelah naik empat hari berturut-turut karena persediaan diperkirakan naik dan turunnya permintaan minyak sawit dari negara-negara pengimpor.
Harga minyak sawit Nopember pada hari Rabu di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 5 ringgit atau 0.11% menjadi 4,385 ringgit ($1,055.10) per ton, setelah naik 4 hari berturut-turut.
Perkiraan persediaan naik 15% -20% untuk Agustus karena kenaikan produksi sawit di September dan Oktober.
The Malaysia Palm Oil Association pada hari Selasa memperkirakan produksi Agustus naik 12.3% dari bulan lalu menjadi 1.71 juta ton, menurut para trader.
Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan dari The Malaysian Palm Oil Board Agustus akan dilaporkan pada hari Jumat.
Refinitiv Commodities Research megurangi perkiraan dari produksi minyak sawit Malaysia di tahun marketing 2020/21 dikurangi 2% dari perkiraan sebelumnya, karena diperkirakan hasil turun dari Agustus karena pandemi dan kekurangan buruh, gangguan operasionil dan akan datang musim hujan kembali.
Perkiraan bahwa produksi Indonesia akan naik menjadi 48.4 juta, karena musim panen menurut Refinitiv.
Perkiraan produksi Indonesia meningkat menjadi 49.42 juta ton di 2022 dibandingkan perkiraan sebelumnya 48.4 juta ton pada tahun ini, karena hujan turun pada musim kemarau tahun ini, menurut the Indonesia Oil Palm Research Institute’s (IOPRI).
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian turun 0.04% sementara harga minyak sawit naik 0.6%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0.75.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama 4,150 ringgit berikut ke 3,970 ringgit sedangkan resistant pertama di 4,430 ringgit dan berikut ke 4,530 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido