Optimistis Bisnis Batubara: Adaro Energy Catat Kenaikan Laba Bersih Menjadi USD330 Juta

574

(Vibiznews – IDX Stocks) – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih optimistis dengan bisnis batubara. Apalagi pemulihan ekonomi mendorong permintaan emas hitam ini, yang berefek pada kenaikan harga. ADRO juga terus mengembangkan lini bisnis non-batubara untuk mengurangi ketergantungan ke penjualan batubara.

Mahardika Putranto, Corporate Secretary ADRO, mengatakan, ADRO menargetkan produksi 52 juta-54 juta ton tahun ini. Ini artinya, Adaro akan mendorong produksi minimal sama besarnya dengan semester I lalu.

Realisasi produksi batubara ADRO selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 26,49 juta ton. Capaian tersebut turun 3% dari total produksi pada semester I-2020 (year on year) yang sebesar 27,29 juta ton batubara.

Sejalan dengan itu, volume penjualan batubara Adaro susut 5% menjadi 25,78 juta ton. Penjualan ke pasar domestik menyumbang 28% dari pendapatan. Untuk ekspor, pasar terbesar ke China, memberi kontribusi sampai 20%.

Meskipun produksi dan penjualan turun, kenaikan harga batubara menyokong kinerja keuangan. ADRO mencatat kenaikan pendapatan 15% year on year menjadi US$ 1,56 miliar di semester I-2021. Laba inti naik 45% menjadi US$ 330 juta.

Sementara itu dari bisnis non-batubara, ADRO memiliki pembangkit listrik. Mahardika menjelaskan, bisnis ini dapat meminimalkan dampak dari fluktuasi harga batubara. “Sehingga, akan memberi return stabil, konsisten, dan juga melindungi kinerja perusahaan,” kata Mahardika, Senin (6/9).

Sekarang ini ADRO menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang Jawa Tengah dengan kapasitas 2×1.000 megawatt (MW). Proyek ini telah mencapai kemajuan 95,6%.

Selain itu, Adaro memiliki beberapa pembangkit listrik lainnya seperti PLTU Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) dengan kapasitas 2×30 MW dan telah mengoperasikan PLTU Tanjung Power Indonesia dengan kapasitas 2×100 MW.

Keduanya berlokasi di Tabalong, Kalimantan Selatan. “Kemudian Adaro Power juga melanjutkan rencana peningkatan kapasitas solar PV sebesar 467 kWp di terminal khusus batubara Kelanis untuk bisa menambahkan dari 130 kWp,” imbuh Mahardika.

Mahardika menambahkan, ADRO juga masuk bisnis pengolahan air lewat Adaro Water. Entitas ini mengoperasikan fasilitas air dengan kapasitas melebihi 1.670 liter per detik (lpd) di beberapa lokasi.

Untuk kinerja saham ADRO satu minggu terakhir, menguat 1.9% dan untuk tiga bulan terakhir, sudah melonjak 11.16% atau 135 poin ke harga Rp.1345 per lembar sementara harga tertinggi 52 minggunya berada di harga Rp1600 per lembar.

Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here