(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit naik pada penutupan pasar di akhir minggu karena kekhawatiran investor lebih tinggi akibat produksi berkurang dibandingkan dengan turunnya permintaan.
Harga minyak sawit Januari pada hari Jumat di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 55 ringgit atau 1.13% menjadi 4,936 ringgit ($1,185.40) perton.
Selama seminggu ini harga sawit naik 1.15%.
Cargo Surveyor memperkirakan ekspor sawit Malaysia 8% – 13% dari tanggal 1 – 10 Nopember, karena pasar mengalami masalah pengiriman mempengaruhi permintaan dari tempat tujuan seperti India karena perubahan permintaan dimana negara pembeli beralih ke minyak kedelai pada musim dingin, karena minyak kedelai tidak mudah beku pada musim dingin.
Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 10 Nopember 2021 naik 8.71% menjadi 543,944 ton dari 500,381 ton yang dikirim pada bulan lalu pada periode yang sama menurut Cargo Surveyor AmSpec Malaysia
Ekspor minyak sawit Indonesia sebesar 2.89 juta ton pada bulan September menurut data dari Indonesian Palm Oil Association (GAPKI) pada hari Kamis. Produksi minyak sawit Indonesia sebesar 4.57 juta ton pada bulan September dan persediaan domestik pada akhir bulan sebesar 3.65 juta ton.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian naik 0.3%, sementara harga minyak sawit naik 0.9%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0.3%.
Analis tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama 4,820 ringgit dan berikut 4,710 ringgit sedangkan resistant pertama di 4,980 ringgit dan berikut 5,080 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting